Kita Melawan Korupsi

“Semuanya kembali dari asal, darimana kita, bagaimana kita berasal. Kebaikan lahir dari kebaikan sebelumnya. Hal yang mungkin absurd di jaman ini. Tapi minimal, masih ada yang mampu bertahan”. –Selamat Siang Risa, Kita Versus Korupsi.

Film ini dirilis pada tahun 2012 lalu, hanya saja saya baru menontonnya sore ini. Di dalamnya ada empat fillm pendek yang masing- masing menceritakan tentang korupsi, ketidak-adilan yang ada di negeri ini.

Film pertama, “Rumah Perkara”, dengan latar belakang suasana pinggiran kota, menggambarkan bahaya dari perbuatan pemimpin yang korup. Saat seorang lurah yang mestinya menjadi pelindung warga, malah jadi kaki-tangan pengusaha yang menggusur rumah warga untuk sebuah proyek real eastate. Selain menyuburkan kebohongan dalam rumah tangga, pengkhianatan sang lurah telah menyengsarakan warganya sendiri yang mestinya dibelanya.

Film kedua, “Aku Padamu” menceritakan tentang sepasang kekasih yang akan menikah dengan cara kawin lari. Mereka mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA), saat itu Sang Lelaki meminta bantuan calo untuk melancarkan urusannya. Namun hal tersebut diketahui oleh Si Perempuan. Si Perempuan tidak setuju dengan cara Si Lelaki yang dianggapnya tidak berkorban untuknya, yang ingin mengambil jalan pintas. Si Perempuan menceritakan pengorbanan seorang gurunya waktu kecil, ketika guru tersebut harus menanggung penderitaan karena tidak memberi uang sogokan kepada ayah Si Perempuan yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Sekolah agar memberikan SK untuk diangkat menjadi guru tetap.

Film ketiga, “Selamat Siang, Risa!”. Diawali dengan adegan dimana seorang perempuan bernama Risa yang menjabat sebagai Kepala Bagian Perizinan sebuah perusahaan disodori dengan sebuah amplop berisi $ 250,000 oleh seorang lelaki untuk memberikan ijin pembangunan. Adegan kemudian berlanjut ke masa kecil Risa dimana saat ia kecil tinggal di sebuah rumah kecil nan sederhana, bersama adiknya yang masih bayi, ia hidup bersama ibunya yang bekerja sebagai tukang jahit dan ayahnya yang bekerja di Gudang Beras. Di tengah pelik kondisi perekonomian saat itu dan harga beras yang melambung tinggi, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi keluarganya yang membutuhkan uang karena adik Risa sakit keras. Ayahnya didatangi oleh seorang pedagang beras yang ingin menyewa gudang tempat ia bekerja dengan imbalan sewa uang yang banyak. Gudang tersebut hendak dijadikan tempat penimbunan beras sebab besok secara resmi Pemerintah menaikkan harga beras. Sang ayah menolak sogokan tersebut dengan tegas ia mengatakan “Semua orang butuh uang, semua orang punya masalah. Semua orang butuh makan, butuh beras. Tapi kenapa sosok sesukses seperti Koh Abeng kok nimbun beras? Mungkin saya goblok, mungkin saya salah. Namun kesalahan dan kebodohan saya gak akan saya sesali sampai mati”. Tangannya mengembalikan uang tersebut.

Dan film terakhir, “Pssst.. Jangan Bilang Siapa- Siapa”. Cerita yang terakhir ini tentang seorang siswi SMA yang baru saja membeli kamera dari hasil uang jajan yang ia sisihkan selama satu tahun. Ia senang sekali bisa membawa kamera tersebut ke sekolah. Disana ia asyik merekam aktivitas lingkungan sekolah dan teman- temannya. Dan ternyata obrolan dengan teman- temannya menyingkap banyak rahasia yang ternyata tak ia ketahui. Mulai dari kenapa hanya ia mendapat nilai B- sementara teman- teman lainnya mendapat A, kenapa kedua temannya dengan mudah gonta- ganti handphone. Kedua temannya malah mengajaknya untuk mengikuti cara keduanya mendapat uang dengan mudah. Di akhir cerita kita sendirilah yang tahu mana yang salah, mana yang benar

Orang- orang sering melupakan sisi baik dalam dirinya dan lebih mementingkan kebutuhan dirinya sendirinya. Kasus korupsi di negeri yang seperti jamur bukanlah rahasia umum. Mulai dari tingkat sosial paling rendah di jalanan, pemalakan, pungutan liar misalnya, di instansi pemerintahan: sekolah, kantor hingga kasus korupsi yang melibatkan orang- orang besar yang merugikan triluan rupiah pun sudah ditangkap. Namun tak membuat orang- orang jera. Malah kasus yang lebih merugikan lainnya bermunculan. Korupsi adalah penyakit yang datang dari sifat serakah dan tidak pedulinya terhadap kesejahteraan sosial. Sibuk mengejar gaya hidup, punya mobil mewah, rumah besar, peralatan canggih yang ingin didapat dalam sekejap tanpa usaha.

Maka mulailah tanamkan rasa kejujuran dan sikap bersyukur dalam diri. Keluarga adalah benteng terbesar dalam membina sikap mental tersebut. Lindungi orang- orang terdekat kita, lindungi keluarga kita. Keserakahan tak akan menghasilkan apapun selain kehinaan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: