Menjaga Kehormatan (Perempuan)

Sebuah tulisan untuk laki-laki.

Karena saya tahu bagaimana rasanya menjadi laki-laki. Saya menulis ini. Ada satu hal yang mungkin perlu kita (sebagai laki-laki) pahamkan dalam diri kita. Terlepas dari apapun kepercayaan yang kita imani, terlepas dari segala pemahaman hidup kita masing-masing. Sudah menjadi kewajiban laki-laki untuk menjaga kehormatan perempuan.

Dalam agama yang saya imani, ada aturan-aturan dalam interaksi antara laki-laki dan perempuan. Tujuannya pun untuk menjaga kehormatan, tidak hanya salah satu, tapi keduanya. Terlebih dalam hal ini, islam sangat memuliakan perempuan.

Apa yang hendak saya sampaikan ini khususnya untuk laki-laki. Dalam interaksi kita kepada perempuan. Kita harus memiliki sikap yang jelas. Ini penting, karena yang kita hadapi tidak hanya perempuan dalam bentuk fisik, tapi juga dalam bentuk perasaan.

Ketika kita telah mengutarakan niat baik kita kepada perempuan untuk berproses menuju ke jenjang pernikahan. Itu tidak serta merta membuat kita bebas melewati batas, bebas melanggar norma atau aturan. Karena dimata Allah, sejatinya kita bukan siapa-siapa untuk perempuan ini. Ungkapan perasaan kita bukanlah kalimat ijab kabul. Tidak memiliki kekuatan apa-apa dan sangat berisiko melukai perasaan perempuan tersebut bila kita sebagai laki-laki tidak berkomitmen untuk mewujudkannya.

Bila pun saya berproses nanti. Saya berprinsip untuk tidak menyebut nama perempuan yang saya tuju secara sembarangan kepada orang lain ataupun kepada khalayak. Ini menurut saya penting, bukan soal saya tidak mengakuinya. Tapi ini cara saya untuk melindunginya (juga melindungi saya) dari fitnah. Ataupun dari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di depan. Lindungilah kehormatan perempuan dengan tidak menyebut namanya sembarang. Dengan begitu, sang perempuan akan terjaga baik kehormatan ataupun harga dirinya. Dan perempuan akan lebih percaya kepada laki-laki yang bisa menghormatinya dengan baik, tidak hanya setelah pernikahan, tapi jauh sebelum itu. Seorang ayah pasti marah bila ada laki-laki diluar sana yang dengan sembarang menyebut-nyebut nama anak perempuannya.

Rahasiakanlah dengan baik sampai pada waktunya tiba. Meski perempuan memang pada dasarnya ingin diakui, tapi kembalikan pertanyaan itu. Diakui sebagai apa? Allah sendiri belum mengakui, bagaimana seseorang bisa mengklaim dia milikku, atau aku milikmu.

Proses yang baik adalah proses yang melibatkan Allah, tidak hanya dalam wujud doa tapi juga menggunakan apa-apa yang Dia rancang, yang Dia tuntunkan dengan baik. Sepanjang laki-laki dan perempuan bisa menjaga diri, keduanya bisa saling menjaga kehormatan. Maka, Allahlah sejatinya yang akan menjaga keduanya sampai pada waktu yang sudah digariskan keduanya berjalan pada satu jalan yang sama.

Laki-laki harus punya sikap yang jelas. Dan punya prinsip yang baik. Kata teman saya suatu hari, laki-laki harus bisa mengambil keputusan untuk mengambil jalan mana yang akan ditempuh dan baik kepada perempuan. Sebab perempuan akan selalu lebih bermain perasaannya.

Godaan terbesar kita sebagai laki-laki adalah perempuan. Maka, berkomunikasilah untuk membuat komitmen agar bisa saling menjaga diri dan menjaga kepercayaan satu sama lain. Bahkan, kesetiaanmu akan diuji jauh sebelum ia menjadi istri kan?

Selamat menjadi laki-laki.

Rumah, 3 Juni 2014 | (c)kurniawangunadi

*Tulisan ini saya salin dari blog milik Kurniawan Gunadi yang bermukim di sini. Melalui tulisannya di buku Hujan Matahari, ia memberikan banyak inspirasi kepada saya. Terima kasih.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: