Penting Mengetahui Sasaran Pembaca Sebelum Menulis

SEBUAH pesan masuk ke grup WA saya tadi pagi, tulisan cukup panjang dari Staff Admin kami menjelaskan proses penghitungan gaji Karyawan, kenapa bisa telat dan bisa cepat, serta sebuah pesan agar Karyawan Lokal kami bisa segera menyelesaikan segala urusan izin/cuti/sakit sebelum deadline. Si Penulis memilih padanan kata yang menarik di awal, semakin saya baca maka semakin penasaranlah saya agar menyelesaikan bacaan tersebut.

Si Penulis juga pintar memposisikan diri sebagaimana layaknya Pembaca yang tidak semua mengerti kata-kata baku/teknis semisal: finance, tax, approval dan sebagainya. Sehingga, Penulis mengganti kata-kata tersebut dengan kata-kata yang biasa didengar oleh orang awam serta mengambil beberapa kejadian biasa seperti: “tidak bisa serta merta membagikan gaji, bukanlah Jinny Oh Jinny“. Bagian Finance diganti MenKeu, ketika Boss menyetujui diganti dengan “Ketika Boss bilang Hajar Dije! “dan ungkapan viral lainnya.

Tulisan adalah bagian dari komunikasi, sebaiknya kita harus mengetahui siapa sasaran pembaca tersebut. Sudah seharusnya kita membangun interest pada awal bacaan agar membuat pembaca menyelesaikannya hingga paragraf terakhir. Dan yang paling penting biasakan membaca hingga selesai, agar kesalahpahaman dapat diminimalisir.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: