DUNIA masih bergulat dengan pandemi Covid-19. Pencegahan penyebaran virus ini berdampak pada semua lini kehidupan manusia, seperti: kesehatan, sosial, ekonomi, budaya dan agama. Protokol Kesehatan membuat gerak manusia serba terbatas. Jangankan berfikir untuk liburan ke Luar Negeri, bisa mendapat jatah makan untuk keluarga saja sudah alhamdulillah. Di belahan bumi sana: pengangguran meningkat, PHK dimana-mana. Membuat orang-orang lebih kreatif mencari cara untuk bertahan hidup. Hobi-hobi baru bermunculan, mulai dari sepeda lipat, tanaman hias, aquascape, ikan cupang, berkebun, mengantar makanan dan lain sebagainya.
Kantor mempekerjakan sebagian karyawannya di rumah. Kegiatan belajar Sekolah diganti menjadi belajar daring. Ka’bah yang menjadi kiblat Umat Islam dunia pun tutup guna mencegah penyebaran virus ini. Hal ini sekaligus membuktikan Umat Islam tidak menyembah kubus batu berwarna hitam itu. Tempat wisata tutup, pantai sepi dari pengunjung. Pembatasan transportasi darat, laut dan udara diperketat, tes kesehatan dan isolasi wajib untuk dilakukan. Event Organizer/EO sepi orderan. Kebijakan PPKM, lockdown dilakukan. Mudik ditiadakan. Semua orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Bertahan hidup. Continue reading →