Setelah menempuh sebelas bulan perjalanan, ramadhan kembali menemui diri
Ia berjalan menyusuri lorong waktu yang dilewatinya dulu
sembari memandang rupa wajah di bumi
Yang menanti sembari berharap
tentang sebuah keridhaan Ilahi
Kita adalah orang yang beruntung, kata mereka
yang sudah terbaring dalam kubur
Dalam hati bertanya, masihkah harus mengulangi hal sama?
berkubang dengan kesalahan
berbalut pembelaan tak bermakna
ketika yang didapat hanya lapar dan dahaga
Ramadhan kali ini
haruskah sama dengan ramadhan lalu?
Ramadhan tahun depan, siapa yang tahu?