Hari ini aku menenggak tiga gelas kopi
ketiga-tiganya memiliki rasa yang sama
getir di ujung lidah
Aku hendak menambah gula
tapi percuma
kini tinggal ampasnya
Hidup bukan seperti secangkir kopi
yang jika terasa getir bisa kau tambah gula
Hidup adalah perjuangan nyata
atau “hidup hanya menunda kekalahan”
seperti yang Chairil ucapkan pada bait puisinya?
Harusnya aku tak minum kopi malam ini
hanya membuat mataku lelah
aromanya masih tertinggal di ujung lidah
namun pada sesapan terakhir aku tersadar
bahwa getir kopi tak segetir hidupku yang kehabisan gula