Catatan Kecil Tentang James Kliwon (Kucing Kesayangan)

JAMES (ja- mes) begitulah keluarga kami memanggilnya. Nama lengkapnya James Kliwon, kakak sulung saya yang memberikan nama itu kepadanya ketika ia dipungut di jalan. James sendiri sudah mengalami cacat pada kaki depan kanannya saat ditemukan, kaki depan kanannya tidak lurus.

Kehadiran kucing jantan berwarna hitam itu menjadi perhatian keluarga kami, sebab Si James memiliki sifat yang hiper-aktif, ia suka berlari- lari sendiri di dalam rumah. Bermain bersama kami dengan riang. Sampai suatu hari, bapak membelikan James tiga buah bola warna- warni sebagai mainannya. Namun hal itu tak bertahan begitu lama, James mencari mainan lain yang membuatnya senang. Bersembunyi di balik gordeng kemudian ketika salah satu kami melewatinya ia menerkam dan membuat kaget kami, lalu ia pergi dengan senang. Itulah hal yang paling ia senangi.

James sudah tinggal bersama kami dari pertengahan tahun lalu, saya lupa kapan tepatnya. Namun ketika James ditemukan pertama kali diperkirakan berumur tiga bulan. Pada awal ditemukan James tidak suka makan ikan/nasi/sayur. Ia lebih suka minum susu cair (tanpa air), dalam sehari ia bisa menghabiskan dua sachet kecil susu instan. Tak mengherankan jika ia memiliki tubuh yang gemuk dan agresif.

Kini, James sudah pergi untuk selama- lamanya. Ia mati karena mengidap lumpuh pada kedua kaki belakangnya (hingga sekarang masih belum diketahui alasan jelas apa penyebab lumpuhnya). Ia dimakamkan di halaman belakang rumah, di bawah pohon kelapa.

Kabar ini sungguh mengagetkan saya, sebab satu minggu sebelumnya saya masih bermain dengan James. kondisinya masih sehat wal’afiat. Bahkan saya sempat iseng mengambil beberapa foto saat James tertidur di bangku kayu dengan meletakkan beberapa buku novel diantara kakinya. Kematian ini sungguh menyesakkan dada. Bagaimana tidak, saya yang saat itu sedang berada di tempat kerja tak bisa berbuat apa- apa selain membayangkan kucing kesayangan saya yang pergi untuk selama- lamanya. Saya kehilangan seekor kucing kesayangan (lagi).

***

Lima hari lalu.

Pada suatu hari, kakak sulung saya menemukan James masuk ke dalam rumah terburu- buru. Ia masuk dari balik besi terali jendela. Wajahnya cemas, tak seperti biasanya. Lalu kakak saya memberikan makan siang kesukaannya, ikan goreng. Namun saat kakak saya menoleh kepadanya, James masih duduk di lantai dengan posisi tertelungkup. Kakak saya mengelus- elus James dan didapatilah bahwa James tak bisa menggerakkan kedua kaki belakangnya. James lumpuh.

Dilihat dari fisiknya, tidak ditemukan tanda- tanda lebam ataupun luka. Kondisi kaki tak menunjukkan hal aneh. Namun selama empat hari James mengalami lumpuh, kondisi kesehatan James menurun drastis. Ia bahkan tak nafsu makan. Kami mencoba memberikannya madu yang dicampur dengan jinten hitam/susu cair sebagai pengganti nutrisinya namun James kerap memuntahkan apa yang ia makan. Hidup James amat memprihatikan selama ia lumpuh, ia hanya terbaring dan tidur. Untuk pipis dan pup– pun selalu ditemani oleh kakak saya. Matanya sayu. Kadang ia mengeong kecil. Kakak saya sering menjemur di pagi hari dan memberikan pijatan- pijatan kecil di kakinya dan berharap agar James cepatu pulih. Sempat ada niat untuk membawanya ke Dokter Hewan namun kami tidak berhasil menemukan Dokter Hewan.

Di hari keempat kelumpuhannya, James ditemukan sudah tak bernyawa. Entahlah, bahkan tulisan ini pun tak cukup banyak untuk menyatakan betapa saya kehilangan kucing kesayangan. Selamat tinggal James, terima kasih telah menjadi bagian keluarga kami, terima kasih atas semua kenangan tak terlupakan. Semoga kita nanti bertemu kembali.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: