sahur kita ini dengan menu yang sederhana saja
: selembar langit yang diselipkan di lapis roti dan secawan susu pemberian tetangga
nikmatilah ini sebagai kenyataan yang tak meredupkan semangatmu untuk merayakan puasa pertama. jika matahari telah berjalan di atas kepalamu, maka bolehlah kau teguk terjun sejuk yang akan menuntaskan dahaga, mengairi tandus terowong pangkal mulutmu.
namun alangkah baik jika kau bisa merawat ketabahan dengan detakdetak jam yang kian melambat itu, memapah imanmu yang baru tumbuh hingga sampai kepada maghrib itu, petang itu, yang kau nantikan dengan gigimu yang sebagian kopong, lapar yang tinggal di perutmu dan keroncong nyaring itu menjelma musik pengiring, menyambut tuhan yang terbayang dalam gelas teh hangat dan tiga butir kurma kesukaanmu.
2013
*Disalin dari blog milik Asmi Norma Wijaya yang bermukim di sini.