CELANA jeans yang dulu saya beli telah berkali- kali masuk ke Tukang Penjahit. Saat mengalami insiden terjatuh dari motor, celana jeans tersebut robekdi bagian dengkul kiri yang cukup besar. Lalu, saya memutuskan untuk menambal di Tukang Penjahit. Tak lama setelah itu, pada bagian sama celana itu robeklagi karena sudah sering dipakai bermotor. Dan saya kembali kepada Tukang Penjahit untuk ditambal dengan dasar jeans yang lebih kuat agar tak mudah robek di bagian itu. Wajar, celana itu sudah 3 tahun saya pakai untuk wara- wiri naik motor dari rumah ke tempat kerja.
Berhubung celana jeans itu sudah tak layak pakai (karena di kedua sisi dengkul sudah robek semua), maka saya biarkan saja begitu.Sekali- kali saya masih mengenakan celana itu di sekitar komplek PLTU atau saat berjalan- jalan dan makan di sebuah desa Transmigrasi dekat tempat kerja.
Masyarakat kita menganggap bahwa berpakaian dengan dandanan aneh seperti: celana jeans robek, kaos tanpa lengan, aksesoris gelang menjadi ciri bahwa orang tersebut adalah preman. Sosok yang sering melanggar aturan dan membuat onar sekitar. Memang benar begitu kenyataannya. Namun seiring berjalannya waktu, celana jeans robek ini menjadi trend sendiri di kalangan masyarakat. Bahkan artis/penyanyi malah senang mengenakan celana jeans robek ini saat konser/pesta. Trend selalu mengikuti apa yang diinginkan oleh orang banyak. Boleh jadi, mengenakan celana dalam saja akan menjadi trend saat datang ke pesta pernikahan.
Kembali ke celana jeans robek saya tadi. Selepas makan siang beberapa waktu lalu, rekan kerja saya bertanya, “Sejak kapan kau mengenakan celana preman?” ucapnya. Saya tertawa tak menanggapi pertanyaannya. Dia mungkin baru kali ini melihat saya mengenakan celana itu. Waktu itu celana jeans saya baru saja dicuci, saya tak punya celana panjang lain untuk dikenakan saat makan di kantin kecuali jeans yang robek tersebut.
Tapi menurut saya, jika mengenakan celana jeans robek disebut preman. Maka itu tidak sepenuhnya salah. Diluar sana banyak preman yang mengenakannya. Tapi juga tidak sepenuhnya benar.
“Sebab preman zaman sekarang tak lagi mengenakan celana jeans robek, mereka sudah mengenakan jas dan berdasi!”
Preman zaman sekarang punya banyak duit dan bisa membeli pakaian bagus. Di rezim baru sekarang bahkan penampilan yang rapi dan baik tidak bisa dijadikan ukuran mutlak apakah seseorang itu baik atau buruk akhlaknya. Bahkan, boleh jadi seseorang yang penampilannya biasa saja, sederhana, lebih mulia akhlaknya daripada orang yang pakaiannya mewahdan rapi.