AKU pernah menulis sebuah surat untuk aku di masa depan. Hal ini aku lakukan setelah membaca tulisan tentang Letter to Future Self, sebuah surat yang ditulis untuk diri sendiri yang kita baca nanti pada waktu yang kita tuliskan. Beranjak dari hal tersebut maka aku pun melakukan hal yang sama.
Surat masa depan itu aku tulis 3 tahun lalu. Waktu 3 tahun ini amatlah sedikit, jika dibandingkan dengan waktu yang ditargetkan, yakni 2040. Malam ini aku kembali membuka postingan 3 tahun lalu masih tersimpan baik.
Kubaca kembali tulisan itu, surat yang kutulis ketika masih bekerja di tempat lama, suasana ketika bekerja saat shift sore pertama, duduk di depan layar besar sambil mengamati banyak parameter. Rasanya waktu 3 tahun yang terlewati begitu cepat. Seperti baru saja terjadi kemarin sore. Ada banyak hal yang kualami, kurasakan, perubahan begitu besar dalam 3 tahun terakhir ini. Sehingga akupun menganggap bahwa waktu 2040 itu tidak lama. Dan akan selalu begitu, bahwa waktu itu cepat sekali berputar dan kita semua akan menuju masa depan. Masa depan yang tidak seorangpun tahu akan seperti apa jadinya. Masa depan yang setiap detik mengurangi jatah hidup dan mendekatkan kita kepada maut.
Tidaklah sama hari ini dengan 3 tahun lalu. Begitulah yang kurasakan saat ini. Hari ini ada senyum Istri tercinta yang menyambutku ketika pulang kerja, ada Si Kecil yang berlari mengejarku ketika tiba di rumah. Semua terjadi dengan hikmah-Nya.
Dari hal ini aku sangat menyadari bahwa kebaikan yang kita lakukan hari ini adalah bekal terbaik di masa depan. Aku sangat bersyukur dalam 3 tahun terakhir aku selalu dikelilingi oleh orang-orang baik dan mengingatkan serta mengajak kepada yang baik pula. Bahkan kesulitan yang dihadapi bisa kuubah menjadi hal yang bagi diriku. Syukur dan sabar adalah dua senjata yang sangat kuat dalam menghadapi hari- hari yang lelah. Alhamdulillah.
***
Jika kalian ingin membaca surat yang kutulis 3 tahun lalu, bisa baca di sini.