SAYA beruntung punya Atasan seperti beliau, setidaknya saya bisa belajar banyak hal darinya. Beliau bisa memanfaatkan potensi yang dimiliki Karyawan untuk mencapai tujuan sekaligus memberdayakan potensi Karyawan agar terus berkembang. Beliau juga menerima baik saran dari kami, low-profile dan perhatian. Saya tidak ingin memujinya terlalu berlebihan sebenarnya, tapi setidaknya itulah yang saya rasakan selama bekerja di Perusahaan yang ia pimpin.
Suatu hari beliau memanggil saya untuk menemani tamu dari Bank. Ternyata pihak Bank membawa surprise kue ulang tahun untuknya. Pada ulang tahun Pak Boss ke-50, pihak Bank menyalakan lilin dan menyanyikan lagu ulang tahun. Pak Boss berterima kasih atas kue ulang tahun, lalu beliau memanggil Karyawan lain untuk juga ikut menikmati kue tersebut. Setelah pembicaraan ringan dan pamit, lalu pihak Bank pun pulang.
Pak Boss tanya ke saya, apakah kamu merayakan ulang tahun, Agus? Saya jawab, “Saya tidak merayakan ulang tahun”. (dulu saya merayakan ulang tahun, tapi sejak kenal hukumnya dalam Islam, saya tidak merayakannya lagi). Pak Boss pun tersenyum lalu berkata:
“Saya juga tidak merayakan ulang tahun. Bertambahnya usia adalah kerugian waktu yang besar dan tidak pantas dirayakan.”
Bagi Pak Boss yang bukan seorang Muslim, kehilangan sesuatu bisa membuat dirinya kecewa, menyesal, bisa juga marah. Baginya bagaimana mungkin kehilangan bisa diubah menjadi suatu perayaan yang menggembirakan.