Alasan Mengapa Saya Menonaktifkan Akun Facebook dan Twitter

SAYA memiliki akun Facebook sejak tahun 2008. Boleh dikatakan saya adalah orang yang narsis di kehidupan dunia maya (dulu). Apalagi jika mengingat saat pertama kali punya akun Facebook, orang yang tak dikenal (entah itu akun asli atau bukan) saya tambahkan menjadi teman, jumlah temanpun banyak hingga ratusan, mengunggah foto liburan/jalan- jalan. Saya suka nyampah (menulis yang tak penting di dinding). Hingga suatu saat saya sadar bahwa yang saya lakukan adalah semu.

Kemudian saya memutuskan untuk mengurangi intensitas memosting status (sok motivasi) dan memilih untuk mengunggah foto- foto unik yang saya tangkap menggunakan kamera saya sendiri dengan tujuan hendak berbagi gambar. Di lain kesempatan saya juga memasang privasi tinggi terhadap akun saya, seperti: menghilangkan media untuk menulis di dinding saya, merahasiakan informasi di profil (menyembunyikan tanggal lahir dan hal privasi lainnya), membatasi orang- orang yang bisa melihat dinding saya, menghapus pertemanan terhadap akun- akun aneh (akun palsu, orang yang tak dikenal, dulunya jumlah teman saya mencapai 900an kini hanya 366 teman), memberi konfirmasi setiap tanda yang diberikan oleh akun lain, menghapus foto yang di dalamnya ada saya, menghapus status tak penting (status sok motivator, curhat colongan, status galau lainnya), jarang online di jendela chatting. Saya pikir hal itu sudah cukup untuk tak membiarkan orang lain dengan mudahnya melihat profil saya sekaligus menjaga kebersihan akun sendiri.

Dan minggu lalu saya memutuskan untuk menonaktifkan akun Facebook saya lagi (hingga hari ini). Sebelumnya saya juga sering menonaktifkan akun Facebook ini dengan alasan tertentu.

Selain Facebook, saya juga punya akun Twitter. Followernya tak banyak, hanya puluhan. Itupun saling mem-follow satu sama lain. Begitu juga akun yang saya follow angkanya tak mencapai 200. Yang juga saya nonaktifkan bersamaan dengan akun Facebook.

Dan akun BBM (Blackberry Messenger) saya juga ikut dinonaktifkan. Hal ini karena handphone saya cepat sekali habis energi baterainya. Saya pikir saya masih punya nomor handphone teman- teman di BBM yang bisa dihubungi sewaktu- waktu jika saya membutuhkan.

Mengapa saya melakukan hal ini? Apakah saya termasuk orang yang anti-sosial?

Jawabnya tidak.

Saya hanya ingin fokus kepada hobi saya, yakni membaca dan menulis. Dan salah satu tempat yang paling tepat untuk hobi tersebut adalah disini, di blog sederhana milik saya sendiri, kokilistrik.com.

Saya bisa menulis apa saja, tanpa khawatir sedkitpun tentang jumlah like maupun komentar yang datang ataupun jumlah re-tweet. Disini saya berpikir banyak sebelum menulis, berbagi pengalaman, tips/trik, menulis puisi dan apapun itu yang berkaitan dengan dunia tulis- menulis. Dan semua orang bisa dengan mudah datang untuk membaca ataupun meninggalkannya bila tak suka.

Bagi saya, blog seperti diary kedua saya. Hal yang menurut saya penting dan patut dibagi akan saya tulis dan bagikan disini. Hingga saat ini, blog adalah cara terbaik untuk bertemu dengan saya (di dunia maya). kokilistrik.com adalah rumah saya siapapun boleh singgah dan membaca. Tak usah malu untuk bertanya atau menyapa, anggap saja rumah sendiri.

Akun Facebook/Twitter/BBM saya masih sedang dalam status non-aktif. Entah sampai kapan saya akan mengaktifkannya kembali (dalam waktu dekat ini saya akan menghapus akun- akun tersebut secara permanen). Tak usah khawatir kalian masih tetap bisa bertemu dengan saya di blog yang sederhana ini.

10 Comments

  1. Halooo … Mas Koki Listrik. :D

    Saya hari ini juga baru aja menghapus akun Facebook dengan alasan: saya ngerasa di sana terlalu overload dengan informasi. Semoga bisa selamanya. Hiks. Tapi gak tahan juga sih ini. Biasanya bangun tidur, saya dapet notifikasi bisa sampai 50an. Ke depannya … hidup saya bakalan sepi kali ya. Hahahaaa…. :D

    Salam kenal. ^^

  2. Saya juga ingin menonaktifkan Facebook saya karena saya juga kadang suka iri. Wah, dia jalan-jalan ke sini. Wah, dia dapat hadiah ini. Bagi saya, sudah cukup saya mengetahui hidup orang lain. Saya malah kadang berpikir kalau saya harus menghapus Facebook saya secara permanen, tapi hal itu tidak kunjung saya lakukan karena ada grup kelas di kuliah saya yang digunakan untuk bertukar info mengenai perkuliahan. Jadi hingga saat ini, saya benar-benar jarang online. Saya akan online saat teman saya memberitahu jika ada info kuliah yang harus dibaca melalui grup. Bukankah hidup tanpa Facebook itu jauh lebih nyaman?! :)

    1. @Mbak Danik: Iya, begitulah yang saya rasakan dulu. Saya lebih bahagia tanpa Facebook sekarang. Oh ya, kalo boleh saran, sebelum menghapus permanen ada baiknya latihan dulu untuk menon-aktifkannya sementara waktu, sepekan, dua pekan. Lalu, log- in lagi. Begitu seterusnya hingga beberapa bulan. Untuk melatih ketidakgantungan terhadap Facebook. Lalu jika sudah dianggap sudah siap barulah dihapus secara permanen. :)

  3. Sama om, tinggal 7 hari lagi akun facebook dan twitter terhapus permanen. Instagram, bbm sama path lansung terhapus, skarang cma pake WA n telegram. Alasannya sama dengan artikel yg anda tulis. Dan sya temukan link ini dsaat saya berfikir untuk membatalkan penghapusan akun saya. Tpi stelah baca artikel ini rasanya smakin mantap bwat tetap mnunggu hingga hari ke 14 sampai pada akhirnya semua akun medsos saya benar2 terhapus.

  4. Boleh tanya ngkk mbak2 n mas2..
    Bantu aku dunk
    Gmna cara menonaktif kan facebook lama kita..
    Tpi lupa pasword nya
    Akun itu dari thun 2012
    Suami Q ngk menerima fto2 n nama fb msa llu Q
    Jdi gmna cra menonaktiv kan atau hacker nya.
    Pokok nya fb tu mati n ngk bisa di cari lagi
    Tolong aku dunk

  5. Kirain yg nulis bikin blog nih cwe. Pas di ujung sign nya cwo hahahah. . . Kirain… kirain๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: