SEORANG Petani yang baru saja selesai membajak tanah di sawah beristirahat di bawah rindang pohon beringin. Pohon beringin itu besar dan menjulang tinggi, lebat daunnya, menjulur akarnya hingga ke bawah. Ia menyandarkan punggungnya yang basah oleh keringat sembari merenungkan betapa besarnya ciptaan Maha Kuasa. Lalu secara tak sengaja ia berpikir bahwa Tuhan bukanlah arsitek yang hebat. “Lihatlah beringin, pohonnya besar sedangkan buahnya kecil. Sementara labu, pohonnya kecil sedangkan buahnya besar. Harusnya pohon yang besar, buahnya juga besar. Ah, Tuhan tidak adil!”. Katanya.
Belum selesai ia memikirkan hal itu. Jatuhlah sebutir buah beringin tepat mengenai hidungnya. “Astaghfirullah” ucapnya. Baru semenit yang lalu ia berkata Tuhan tidak adil, sekarang ia buru-buru menarik ucapannya. Ia sadar, segera berucap “Kalau begitu Allah itu adil”. Seandainya buah beringin berukuran besar seperti pohonnya, ia tak bisa membayangkan bagaimana bentuk wajahnya setelah dijatuhi sebutir pohon beringin. Untung saja, buah beringin kecil.
Cerita ini saya dengar dari ceramah Almarhum KH. Zainuddin MZ sewaktu masih duduk di bangku SMP. Di sela kesibukan aktifitas, saya masih suka mendengarkan ceramah beliau. Saya tak pernah merasa bosan meski mendengarkannya berulang-ulang. Sungguh, tak pantas bagi seorang manusia untuk mencela ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan bumi, langit dan apa yang ada diantara keduanya dengan mudah.
Hari ini, mudah sekali kita temui orang-orang yang seperti itu. Beranggapan bahwa dirinya paling hebat, paling berkuasa, paling pintar. Lupa bahwa ada sesuatu yang lebih dari itu semua. Hari ini mudah sekali kita temui orang-orang berkeluh kesah terhadap ciptaan-Nya, membenci hujan yang membuat basah, menghujat matahari yang bersinar terlalu panas. Aduh, sungguh terlalu! Padahal jika kita memberikan waktu sejenak saja untuk berpikir, bahwa tak ada satupun hal yang diciptakan sia-sia. Allah telah menciptakan berbagai jenis makhluk dengan adil. Pernahkah kalian berpikir mengapa burung diciptakan dengan sayap dan bisa terbang? Mengapa air lautnya asin? Mengapa cacing hidup di dalam tanah? Mengapa, mengapa dan mengapa. Pernahkah? Bahkan seekor nyamuk, semut ataupun lebah semuanya memiliki tujuan dan fungsi masing-masing dalam kehidupan.
Allah menciptakan manusia dengan berbagai peran, begitupun dengan kehidupannya. Diciptakan berpasang-pasangan, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. Permasalahan hidup yang kita hadapi saat ini adalah suatu bentuk dari sifat adil yang dimiliki Allah. Hidup manusia telah diatur oleh-Nya, mulai dari bangun pagi hingga tidur lagi. Seberat apapun masalah, sehebat apapun cobaan selalu berbaik sangka bahwa Allah telah berbuat adil pada kita.
Cerita diatas hanyalah sebagian kecil dari potongan kehidupan yang menunjukkan bahwa Allah itu adil. Ada masih banyak lagi, yang bisa kita pelajari dan pahami dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita memberi jeda pada diri untuk sejenak memikirkan sebuah konsep sederhana ini dan berkeyakinan bahwa Allah itu Maha Adil terhadap makhluk ciptaan-Nya.
Tuhan itu memang adil, kita tentunya punya misi ketika kita diberikan ruh oleh Allah SWT, apa misi itu, tentunya hanya kita yang tau dengan cara melakukan yang terbaik dan selalu bersyukur. Dalam proses pencarian jati diri adalah salah satu cara untuk apa kita di dunia ini