Koki Listrik

"A man behind the lights". Agus Setiawan

buku

Sang Koki Listrik (2025)

Marwan bercita-cita sebagai tentara sejak kecil. Setiap kali ditanya, ia akan menjawab dengan mantap, bahwa ia akan menjadi tentara. Namun, nasib baik membawanya pada pekerjaan lain yang tak disangka-sangka. Pada saat itu, perusahaan asing datang ke sekolahnya untuk menyeleksi tenaga kerja. Dari banyaknya kandidat yang mengikuti seleksi, dirinyalah satu-satunya yang lolos dari sekolahnya. Akhirnya, ia menjadi sang Koki Listrik, seorang engineering yang bekerja di Cina. Semua orang mengelu-elukan namanya, ikut bangga karena seorang anak tukang cukur bisa bekerja di luar negeri.

Saat berada di luar negeri, Marwan iseng membuka laman sosial medianya dan menemukan sebuah akun bernama Stoberrie. Awal mulanya, Marwan hanya menjadikannya teman chatting biasa. Namun, lama-kelamaan ia penasaran juga dengan siapa sosok di balik nama Stoberrie. Ia meminta pertemuan ketika kembali ke Indonesia. Setelah pertemuan pertamanya dengan Stoberrie, berhasil memupuk rasa di dalam hati Marwan, yang semakin hari semakin besar. Marwan berharap, ia dapat menemui gadis itu lagi dan bercakap-cakap dengannya seperti saat mereka bertemu sebelumnya.

Wasiat Segelas Pasir (2025)

Berurusan dengan perasaan adalah hal yang menyebalkan. Bagi Marwan, ucapan bapanya tentang menjodohkannya dengan putri Pak Majid, membuatnya bingung dan gelisah. Orang tuanya sangat tidak sabar melihatnya duduk di pelaminan seperti kakak-kakaknya, sehingga memilih jalan mudah, yaitu dengan menjodohkannya. Namun, tiba-tiba sebuah pesan masuk dan mengabarkan bahwa gadis pujaannya, si Stroberri akan kembali setelah menyelesaikan kuliahnya di Kairo. Betapa senangnya hati Marwan hingga mengatakannya kepada emaknya yang tengah memasak di dapur. Ia tidak sabar untuk bertemu kembali dengan gadis itu dan melepaskan seluruh rasa sendunya saat ditinggalkan dulu.

Saafia atau si Stroberri telah kembali. Marwan memutuskan untuk memperjuangkan cintanya dan memberanikan diri untuk melamar gadis pujaannya tersebut. Namun, perjuangannya sangat tidak mudah. Ayah Saafia memberikan syarat kepada Marwan untuk menghitung pasir di dalam gelas selama satu malam agar lamarannya diterima. Emak dan bapaknya heran, sedangkan ia menyetujuinya dengan bahagia. Rupanya ada makna yang tersimpan dari permintaan tersebut dan Marwan menyanggupinya. Seakan-akan, memperjuangkan gadis pujaannya sudah menjadi tanggung jawabnya dan keinginan terbesar dalam hidupnya.

Ada Pantun di Tempat Kerja (2024)

Pantun merupakan salah satu pembuka yang menawarkan cara mudah agar diterima secara sosial dengan mengekspresikan diri secara tidak langsung dan disampaikan secara sopan. Pantun juga merupakan instrumen bimbingan moral karena beberapa mengandung nilai-nilai agama dan budaya, seperti pengendalian diri, rasa hormat, kebaikan, dan kerendahan hati. Buku berjudul Ada Pantun di Tempat Kerja berisi kumpulan pantun yang ditulis penulis ketika tengah bekerja. Pantun tersebut sangat cocok diaplikasikan sebagai pembuka komunikasi yang santai tetapi dapat menjadi awalan yang baik dalam sebuah perkenalan atau pertemuan.

“Pagi-pagi berangkat kerja
Berbekal takwa menjemput rezeki
Saya ucapkan selamat membaca
Semoga buku ini menginspirasi”

2 responses to “buku”

  1. Rangga Wijaya Avatar

    Gus, saran, mending dibuat toko online aja di blog ini, jadi bukunya diletakkan di toko online

    1. Agus Setiawan Avatar

      terima kasih Mas Rangga atas sarannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: