Catatan Kecil Puasa Tahun Ini

BULAN RAMADHAN akan berakhir dalam beberapa hari lagi. Hanya saja hari ini saya baru berkesempatan untuk menulis di blog kesayangan saya, setelah sempat disibukkan dengan banyak rutinitas kerja. Baiklah lupakan saja, saya memang selalu (kelihatan) sibuk meski pada kenyataannya memang sibuk. Namun sesibuk apapun, saya selalu meluangkan waktu untuk menulis.

Kabar baiknya tahun ini saya sudah menggandeng status baru, yakni: suami. Pada bulan April lalu saya telah melaksanakan salah satu sunnah Rasulullah SAW, menikah. Dan karena ijin Allah sajalah sejumlah deretan acara berjalan dengan lancar, Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menyatukan dua hati, dua keluarga dan mengabulkan doa- doa saya. Kini malam tak lagi sekelam saat masih bujang dulu dan langit siang tak seterik saat masih sendiri. Indahnya.

Menjadi suami, sekaligus pekerja dan mahasiswa secara bersamaan membuat saya harus lebih giat dan gesit dalam membagi waktu. Memilah- milah mana waktu untuk keluarga, mana waktu bekerja dan belajar dan mana waktu untuk hobi. Tanggung jawab yang saya pikul kini makin besar, dan itu membuat hidup saya berwarna. Sebab lelaki selalu dinilai dari tanggung jawabnya. Meski berat, lelah, saya selalu mencoba untuk menikmati setiap hal yang saya lewati, seperti kata seorang sahabat saya, Danu: enjoy every moment!

***

Waktu melaju begitu cepat, itulah yang saya rasakan saat ini. Ternyata hidup memang singkat sekali, kawan. Tak terasa sudah enam tahun saya bekerja di Pembangkit Listrik, sudah begitu banyak hal- hal yang saya lewati disini. Menghabiskan 2/3 waktu bekerja menjaga tungku api. Tahun ini, Allah SWT masih memberi nikmat untuk bertemu dengan bulan suci ini. Namun kegiatan di Pembangkit Listrik tetap sama dengan hari biasa, tetap bekerja dengan pola shift. Sederet peristiwa yang sama seperti tahun lalu terulang kembali: cerita sahur yang kesiangan, berbuka puasa yang langsung makan nasi (saat bekerja), sholat tarawih yang terlewat dan hal lucu yang terjadi saat awal puasa yakni: mengambil air untuk minum (entah mengapa saat air itu hendak masuk ke kerongkongan tiba- tiba saya sadar bahwa saya berpuasa, seandainya saja ingatnya setelah meneguk segelas air, hahaa..)

Kadang saya hampir tak percaya bahwa saya sudah tidak anak- anak lagi. Teman- teman saya yang dahulunya masih anak- anak, eeh..sekarang sudah gendong anaknya sendiri. Yang dulunya masih sering bertemu, bercengkrama kini sudah terpisah jauh (sebab pekerjaan, dll), ada juga yang kini sudah pergi dan tak kembali. Sedih memang, namun hidup selalu begitu. Setiap hal ada waktunya masing- masing, jika telah berlalu, maka ia tak akan pernah kembali. Seperti masa kanak- kanak saat masih duduk di bangku sekolah, atau masa muda saat darah masih bergejolak hendak mengguncang dunia.

Saya sering menatap langit di siang hari, mengamati awan yang berarakan atau menatap bintang di malam hari. Bukan semata- mata karena tak punya kerjaan namun saat penat dunia terasa begitu sesak, saat lelah tak membuat kantuk, dan tidur tak lagi nyenyak maka menikmati potongan demi potongan ciptaan Tuhan selalu membuat saya tersenyum, bahwa masih ada Allah yang sangat menyayangi hamba- Nya. Cukuplah itu saja yang menjadi alasan agar kita teru berjalan di jalan lurus- Nya dalam menjalani detik demi detik kehidupan. Bukankah hidup hanya sebentar saja? Maka bahagia, maupun luka juga sebentar pula.
Nah, teman- teman dengan semangat di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini, ayooo.. kita jadikan Ramadhan tahun ini lebih bermakna dengan kembali merenungkan tujuan hidup kita sebenarnya di muka bumi. Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik lagi, aamiin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: