“Ada orang yang menghabiskan 1/4 abad hidupnya bekerja di Pembangkit Listrik. Ada juga yang baru saja menginjak tahun ke-5. Ya, itu saya.”
SEMAKIN kesini saya semakin berfikir bahwa tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Meski orang- orang kadang tetap saja menyebutnya kebetulan. Kenapa saya bekerja di dalam hutan? Kenapa saya harus melewati hari- hari terberat dalam pelatihan? Kenapa saya harus pergi jauh meninggalkan rumah untuk belajar? Semua itu tak lain adalah skenario Allah swt yang Dia berikan kepada hambanya. Ia menyelipkan banyak hikmah dan pelajaran dari setiap potongan hidup yang saya lewati. Semua ilmu pengetahuan tentang listrik itu akhirnya menyadarkan saya betapa agungnya kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Dan membuat saya semakin mengimani dan meng-aamiin-i-Nya.
Dulu saya berfikir bahwa menjaga Unit Pembangkit agar terus mengalirkan listrik adalah hal yang tidak mudah. Ternyata saya salah. Menjaga iman dalam hati agar menyala adalah hal yang tersulit. Memang begitulah kenyataannya. Hidup dalam pola kerja shift membuat kita lalai mengerjakan kewajiban sholat jika kita tidak memiliki niat kokoh untuk melaksanakan kewajiban tersebut. Kondisi fisik yang lelah dan mengantuk adalah dua alasan yang paling sering diandalkan untuk menghindari atau menunda melakukan sholat tepat waktu. Namun bekerja shift juga memberi saya kesempatan untuk menikmati sebagian kecil ciptaan Allah di langit malam. Bintang dan bulan tak pernah bosan untuk menemani saya ketika shift malam. Menyaksikan matahari terbit dan tenggelam adalah hal menyenangkan di sela kesibukan saya saat bekerja.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, saya bahkan merasa semuanya terjadi baru kemarin sore. Saya tak tahu apa yang akan terjadi kepada saya nanti. Apakah saya masih bekerja sebagai Koki Listrik atau tidak, sementara rekan- rekan kerja yang lain sibuk mencari pengganti pekerjaan sekarang. Ada yang berhasil, ada juga yang tidak. Begitulah hidup, pindah dari satu takdir ke takdir lainnya. Tugas kita hanya menjalaninya dengan sebaik mungkin.