"A man behind the lights". Agus Setiawan
UNDANGAN berbahagia yang sampai ke tanganmu berwarna merah muda dan putih pertanda kebahagiaan dan kedamaian yang diharapkan selalu menyertai. Tidak ada foto kami berdua disana, hanyalah tulisan permohonan do’a agar kami kelak mendapat rahmat dari-Nya. Acara pestanya sederhana saja, layaknya syukuran yang dilakukan di rumah. Yaa, di rumah. Bagi tamu undangan yang datang, kami sediakan…
Awal November ketika bulan hanya nampak separuh dan senyum di wajahku aku datang ke rumahmu membawa martabak keju Semoga ibu dan ayahmu akan senang dengan buah tangan itu Kukenakan kemeja warna merah simbol keberanian ksatria yang akan meminang seorang gadis melalui ayahnya Saat kau bertanya “kau tidak takut?” kujawab “kenapa takut” malam itu ketakutanku hanya…
“Tempat yang dirindukan ketika pergi, dan menjadi tempat nyaman ketika pulang. -Rumah”
Sungguh indah kisah seorang anak muda Ketika jatuh cinta diam-diam Tersipu malu saat tak sengaja bertemu Melirik selintas, hampir terjatuh Untuk kemudian berlarian menjauh Menghela nafas tersengal Tersenyum sendiri, meringis sendiri Sungguh indah kisah seorang anak muda Saat memendam perasaan sembunyi-sembunyi Menuliskan puluhan sajak dalam diary Juga menulis sajak saat menatap gerimis di depan rumah…
“Jika Alqur’an di rumahmu berdebu, hal serupa juga terjadi di hatimu”.
Anak ini tidak pernah melihat ayahnya sebagai Inspirator, hingga suatu saat ia menemukan rahasia terbesarnya.
Tak apalah jika kau bungkam suaraku Tuhanku Maha mendengar kata-kata yang bahkan tak kusuarakan Tak apalah kau naikkan harga BBM sesukamu Karunia Tuhanku tak pernah padam dan tak henti diturunkan padaku Tak apalah kau tak adil padaku Tuhanku Maha Adil dan pengadilanNya tak akan berat sebelah Tak apalah kau tutup media-media bicara untukku Toh telinga…