Dibalik Musim Kemarau

KEMARAU membawa berkah bagi sebagian orang. Berkurangnya air di sumur warga membuat sebagian orang menjual air. Penjual menggunakan sebuah gentong air yang diletakkan diatas mobil, dengan menggunakan sebuah pompa diesel air tersebut akan dialirkan ke tempat penampungan warga yang membeli. Harganya berkisar antara 50 hingga 100 ribu rupiah per 1000 liter air. Air yang dijual ada yang berasal dari air sungai dan air sumur.

Tahun ini adalah musim yang sulit bagi kami. Dalam dua tahun terakhir ketika kemarau menyapa, sumur kami tidak dapat menghasilkan cukup air untuk dikonsumsi. Tak bisa memenuhi kebutuhan harian seperti: memasak, minum, mandi dan mencuci pakaian. Tak hanya masalah kekurangan air, kabut asap hasil pembakaran lahan mengganggu pernapasan kami. Lengkap sudah!

Keringnya air di sumur membuat kami membeli air dari Penjual Air yang ada. Seribu liter dipakai dengan irit oleh kami sekeluarga. Bila habis, kami membeli lagi. Namun kabut asap sepertinya belum ada tanda- tanda untuk hilang. Ini yang lebih membuat resah kami dibanding keringnya sumur.

Semua orang berharap kemarau segera berakhir dan Allah SWT menurunkan hujan agar sumur berisi lagi dan kabut asap segera hilang. Tampaknya tanda- tanda itu belum nampak juga. Sepertinya kami mesti bersabar dan menunggu kabar baik itu datang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: