BUKU kumpulan sajak milik Tere Liye ini adalah buku sajak tertipis yang pernah saya beli. Beberapa buku sajak tipis lainnya yang pernah saya beli yakni: “Aku ini Binatang Jalang”, Chairil Anwar, 131 halaman, “Stanza dan Blues”, W.S Rendra dan “Antologi Sajak, Januari Jerami, kedua buku tersebut memiliki tebal yang sama, 126 halaman. Buku sajak “Dikatakan atau Tidak Dikatakan itu Tetap Cinta” menambah koleksi buku sajak saya bulan ini.
Buku yang tebalnya 76 halaman ini adalah kumpulan sajak terbaik Tere Liye yang sebelumnya sudah ditulis di halaman Facebook milik beliau. Jadi bagi kalian yang belum punya buku ini, bisa membaca secara gratis di halaman milik beliau. Dua puluh empat sajak di dalam buku tersebut juga dibarengi oleh gambar ilustrasi terbaik karya Ilustrator terkenal, Emte. Gambar- gambar tersebut adalah hasil kolaborasi antara Tere Liye dan Emte.
Jika sebelumnya saya belum pernah membaca karya- karya Tere Liye, saya tidak akan membeli buku yang super tipis itu. Barangkali saya akan membeli buku- buku tebal lain yang ingin saya baca. Tipis memang, namun sajak- sajak di dalamnya memuat kandungan makna tebal yang membuat saya ingin dan ingin membacanya lagi, dan lagi. Mungkin benar yang orang katakan bahwa: apa yang ditulis dengan hati akan sampai ke hati pula. Melalui sajak- sajak ini Tere Liye menghadirkan banyak pemahaman tentang perasaan, cinta, rindu yang ia tulis melalui sajak sederhana, melalui perumpamaan hal- hal yang sering kita lupakan dalam kehidupan sehari- hari.
SEPOTONG BULAN UNTUK BERDUA
Malam ini
Saat dikau menatap bulan
Yakinlah kita melihat bulan yang sama
Mensyukuri banyak hal
Berterima kasih atas segalanya
Terutama atas kesempatan untuk saling mengenal
Esok pagi semoga semuanya dimudahkan.
Malam ini
Saat dikau menatap bulan
Yakinlah kita menatap bulan yang satu
Percaya akan kekuatan janji- janji masa depan
Keindahan hidup sederhana, berbagi, dan bekerja keras
Mencintai sekitar dengan tulus dan apa adanya.
Malam ini
Saat dikau menatap bulan
Yakinlah kita menatap bulan yang itu
Semoga Yang Maha Memiliki Langit memberikan kesempatan
Suatu saat nanti
Kita menatap bulan
Dari satu bingkai jendela.
SAJAK TIDAK DITULISKAN
Kau tahu, Kawan
Kasih sayang tidak dibisikkan lewat kata- kata
Karena setelah kata itu hilang, tiada yang tersisa
Kasih sayang juga tidak dituliskan di atas kertas, batu, bahkan besi
sekalipun
Karena kertas bisa robek, batu bisa hancur, dan baja besi bisa
berkarat, dan tiada yang tersisa
Kasih sayang pun tidak disimbolkan dengan cincin, hadiah, dan sebagainya
Karena benda di dunia ini tiada yang abadi, akan rusak pun binasa
Kasih sayang selalu diungkap dengan perbuatan
Lantas perbuatan mengukir kenangan dalam waktu
Akan terus dipeluk erat oleh para pencinta yang mengerti
Menyajak kasih sayang sesuai petunjuknya
Tidak melanggar batas, tidak pula melampaui nafsu
Hingga kelak kemudian bertemu kembali
Dalam janji Tuhan yang sungguh pasti
Sungguh beruntunglah mereka.
BUKANKAH, ATAU BUKANKAH
Bukankah,
banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa
pertanyaannya
“Jadi, jawaban apa yang harus diberikan?”
Bukankah, banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
“Aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?”
Bukankah,
banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu
seseorang
yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
“Kau menunggku, sejak kapan?”
Bukankah,
banyak yang menambatkan harapan
yang sayangnya, seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
“Akan kau tambatkan di mana?”
Bukankah,
banyak yang menatap dari kejauhan
yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain
Bukankah,
banyak yang menulis puisi, sajak- sajak, surat- surat, tulisan-tulisan
yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
pun bagaimanalah akan membacanya
Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia
BILANG
Semangka adalah semangka
meski kita tidak tahu apakah isinya manis atau tawar
paling disebut semangka tak berasa
Ayam tetaplah ayam,
meski ada yang berbulu, ada yang habis bulunya
paling disebut ayam tak berbulu
Buku adalah buku
meski isinya berbahasa Latin dan kita tidak mengerti
paling disebut buku entahlah
Pun mobil adalah mobil
meski rodanya copot dua
paling disebut mobil oleng, mobil tak bisa jalan
Maka,
Perasaan adalah perasaan
Cinta adalah cinta
Meski tidak kita bilang, tetap saja cinta
Bahkan kalaupun cinta itu ditolak, dihina, dibanting
dia sungguh tetap cinta
Paling disebut dengan cinta tak sampai
cinta terpendam
Dan tidak mengapa
Kita tahu persis, tidak berkurang nilainya.