MESKI saya bekerja di Pembangkit Listrik, saya juga pernah merasakan pemadaman listrik atau ketika Unit kami padam karena masalah, malahan kami bertahan hidup di lingkungan Pembangkit tanpa suplai listrik dan air sama sekali untuk beberapa hari.
Pekan lalu saat pulang ke rumah, listrik di kota kami padam. Pemadaman tak begitu lama, berkisar dua puluh menit. Namun cukup membuat kami dan beberapa tetangga gusar, apalagi mengingat hari telah gelap ditambah hujan deras. Dan satu hal yang membuat kami di rumah lebih gusar lagi ketika menyadari listrik tetangga sebelah kanan tidak padam. Lampu di teras rumah mereka menyala terang benderang. Pemadaman waktu itu hanya memadamkan jalur listrik di rumah kami dan bagian sebelah kiri. Tak berapa lama, akhirnya keadaan kembali seperti semula. Listrik kembali menyala!
Kemarin pagi, ketika saya menelepon Emak di rumah menanyakan kabar. Beliau bilang “sehat- sehat saja namun listrik di rumah padam dan hujan deras”. Waktu itu saya pikir pemadaman tak akan lama dan keadaan kembali seperti semula setelah hujan reda. Namun hingga sore hari, ketika saya kembali menelepon, Emak bilang: “listrik belum kunjung menyala”. Terlalu. Sungguh terlalu. Kemudian saya mencari tahu penyebab pemadaman listrik berjam- jam yang melanda kota saya. Ternyata ada pemasangan Sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) oleh pihak PLN di Gardu kota. Selepas Isya’ akhirnya listrik di kota saya menyala kembali. Semua orang gembira setelah penantian berjam- jam.
Kadang ini semacam beban batin. Ketika kami sibuk bekerja menyuplai listrik dengan beban maksimum lalu menyadari bahwa diluar sana masih banyak tempat yang belum terjangkau listrik. Apalagi saat keluarga, sahabat, teman mengabarkan bahwa listrik di tempat mereka padam. Entah karena memang memberi tahu atau sekadar lucu- lucuan saja, namun diluar semua itu kadang saya merasa sedih.