: teruntuk dua anakku, Fatih Karim & Umar Hamzah
Bibirku pecah dua kali
saat mencium lantai rumah
Gigiku patah sebelah
membuat senyumku makin merekah
Dilain waktu tulang tangan abangku retak
tak membuatnya jera
untuk melompat dan berlari
kami berdua dijuluki Ayah
Dua singa
Tiada jera, tiada lelah
Seperti sepasang sayap
kami berdua terbang di atap rumah
membuat gaduh, kadang rusuh
kadang tertawa penuh bahagia
Seperti sepasang kaki
kami berlari, mengisi hari dengan imajinasi
kehadiran ayah selalu kami nanti
sebab besok, ayah mengajak kami main sepeda
Roda bantu sudah dilepas
kayuhan sepeda abang makin keras
sejauh mata memandang
hanya jalan setapak yang terjal
Ayah mendorong sepedaku di belakang
genangan air dilubang kuterabas
Doa ayah ada pada nama-nama kami
Doa bunda mengalir setiap hari
Kami yakin akan tumbuh besar
menjadi jawaban doa orangtua kami
kebanggaan agama dan bangsa kami
Terima kasih Bunda
terima kasih Ayah
untuk saling percaya