Kegembiraan dan Menyakiti Orang Lain

TENTU SAJA setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan perasaan, ada yang menceritakannya kepada keluarga terdekat seperti: ayah, ibu, saudara atau sepupu. Ada juga yang suka sekali membagikannya ke sosial media, berbagi foto, momen dan sebagainya. Di dunia nyata kadang kita berteriak gembira, melompat setinggi mungkin, bersorak bahagia. Selaku manusia normal saya juga melakukan hal yang sama. Namun kali ini cara kita bergembira ternyata sangat mempengaruhi orang- orang di sekitar kita.

Orang- orang yang minder kerap memandang kebahagiaan/kegembiraan yang kita miliki sebagai hal tidak wajar. Dalam hati mereka selalu dipenuhi pandangan hal buruk terhadap kita, mereka menganggap kita sombong dan suka pamer meskipun yang kita lakukan adalah hal biasa yang juga orang lain lakukan. Mereka menganggap demikian karena sifat iri hati dalam hatinya masih melekat kuat, sebetulnya mereka juga ingin merasakan kegembiraan yang sama (kegembiraan yang sedang kita rasakan). Namun mereka terkadang malu untuk mengakui dan suka menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa memiliki kegembiraan/kebahagiaan seperti kita. Orang- orang seperti ini akan merasa tersakiti hatinya lalu mencari cara untuk membenci kita dengan mengatakan bahwa kita sombong, angkuh dan sebagainya.

Pelajaran yang didapat hari ini adalah kita harus berhati- hati dalam mengungkapkan kegembiraan atau rasa syukur, sebab cara bergembira kadang menyakiti hati orang lain. Alangkah baiknya jika kita belajar untuk berhati- hati dalam mengungkapkan perasaan bahagia, seperti: ingin sekali mengungkapkan kebahagiaan saat kita baru saja gajian di Media Sosial, ingin sekali membagikan foto liburan di pantai/gunung dan lain sebagainya.

Salah satu sikap yang bisa lakukan dalam menjaga perasaan orang lain adalah sikap empati dan sabar. Dengan berempati kita akan merasakan keadaan yang orang lain rasakan, jika orang lain bahagia maka kita ikut bahagia, jika orang lain sedang sedih kita ikut sedih dan menghiburnya agar lara pergi. Sabar saat bersedih dan juga sabar saat bahagia agar rasa tersebut tetap dalam kadarnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: