DUNIA masih bergulat dengan pandemi Covid-19. Pencegahan penyebaran virus ini berdampak pada semua lini kehidupan manusia, seperti: kesehatan, sosial, ekonomi, budaya dan agama. Protokol Kesehatan membuat gerak manusia serba terbatas. Jangankan berfikir untuk liburan ke Luar Negeri, bisa mendapat jatah makan untuk keluarga saja sudah alhamdulillah. Di belahan bumi sana: pengangguran meningkat, PHK dimana-mana. Membuat orang-orang lebih kreatif mencari cara untuk bertahan hidup. Hobi-hobi baru bermunculan, mulai dari sepeda lipat, tanaman hias, aquascape, ikan cupang, berkebun, mengantar makanan dan lain sebagainya.
Kantor mempekerjakan sebagian karyawannya di rumah. Kegiatan belajar Sekolah diganti menjadi belajar daring. Ka’bah yang menjadi kiblat Umat Islam dunia pun tutup guna mencegah penyebaran virus ini. Hal ini sekaligus membuktikan Umat Islam tidak menyembah kubus batu berwarna hitam itu. Tempat wisata tutup, pantai sepi dari pengunjung. Pembatasan transportasi darat, laut dan udara diperketat, tes kesehatan dan isolasi wajib untuk dilakukan. Event Organizer/EO sepi orderan. Kebijakan PPKM, lockdown dilakukan. Mudik ditiadakan. Semua orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Bertahan hidup.
Dua tahun berlalu, vaksinasi masih menjadi program nomor satu. Belum lagi selesai vaksinasi, muncul gelombang kedua dan varian virus baru: Delta, Omicron dan teman-temannya. Jelas sekali, dunia sedang tidak baik-baik saja.
Saya tidak habis pikir, kita akan melalui hari-hari seperti ini. Belajar online, rapat online dan banyak hal dilakukan secara remote. Meski demikian beberapa pekerjaan tidak dapat dilakukan secara online. Lihatlah betapa banyak para Pejuang Medis berguguran, orang tua, sanak-saudara yang meninggal dunia.
*
Namun apa boleh buat, kita memang sedang dihadapkan dengan kondisi seperti ini. Belum lagi selesai masalah pandemi. Negeri kita juga dihadapkan dengan kasus heboh, seperti: korupsi dana Bansos, Bupati yang terjaring OTT, Pejabat Daerah yang korup, kasus pencabulan, tanah longsor, bencana banjir Sintang, erupsi Gunung Semeru, gempa bumi. Lengkap sudah.
*
Hari yang kita lalui hari ini hari yang berat. Tuhan menguji hambanya lewat pandemi ini. Lewat ujian kekuasaan, ujian harta: ada yang lulus, ada yang tidak. Ada yang terseok-seok, ada yang sekarat. Ada yang patuh, ada yang membangkang. Semua itu Allah SWT perlihatkan di hadapan mata kita, agar kita mengambil hikmah. Memetik pelajaran.
Dua tahun berlalu, barangkali kita memang perlu liburan, kawan. Tapi liburan kali ini bukan ke pantai, bukan ke gunung. Melainkan, liburan ke tempat dimana nama indah-Nya selalu disebutkan, liburan ke tempat Majelis Ilmu dimana para Malaikat menaungi dengan sayapnya, liburan dengan membaca kitab suciNya, merenungi isinya dan mengamalkannya.