Lidah Api

Cepat sekali, sekejap mata saja

semua berlalu bak satu tarikan nafas

menyisakan puing-puing tak bernyawa

Lidah si jago merah menelan rumah

Hangus merengus hampir merenggut nyawa

Hilang sudah tempat peraduan dikala lelah

menjadi abu berkalang tanah

Tentang musibah siapa yang bisa menduga?

dan kehilangan mungkin hanya sementara

Tapi kawan, aku tak pernah kehilangan rumah

sebab rumahku adalah mereka

senyum manis di wajah nan renta

Ibu dan ayah.

 

*Puisi ini saya tulis untuk sahabat saya, Iyas Oktalius yang baru saja tertimpa musibah kebakaran. Semoga dikuatkan hatinya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: