Manusia selalu berpikir mereka kaya, hingga lupa, mereka bahkan jatuh miskin hanya untuk membeli sebotol madu. Perhatikanlah sarang madu, dibutuhkan sebulan lebih untuk membuat sebotol madu, ribuan lebah. Mari kita hitung, 1.000 lebah kalikan 1 bulan kerja nonstop, jika UMP (upah minimal bagi lebah2 ini) adalah 2 juta, maka total harga sebotol madu itu adalah 2 milyar. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Manusia selalu berpikir mereka kaya, hingga lupa, mereka bahkan jatuh miskin hanya untuk membeli oksigen yang dihirup. Satu liter oksigen untuk keperluan medis, dll harganya Rp 30rb, manusia membutuhkan 8 liter oksigen setiap menit. Mari kita hitung, 8 liter x 60 menit x 24 jam x 30.000, total bisa 350 juta rupiah dibutuhkan manusia untuk bernafas sehari-semalam. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Bensin, solar, itu semua harganya memang katakanlah hanya Rp 10.000 per liter di SPBU. Tapi masukkan fungsi waktu saat fosil membutuhkan jutaan tahun menjadi minyak, sejatinya harganya tidak terkira. Masak kue butuh 30 menit saja mahal, apalagi masak itu fosil jadi minyak jutaan tahun, satu liter bensin itu sejatinya seharga 100 milyar rupiah. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Air bersih. Tarif air dari PDAM paling katakanlah hanya 10.000/liter. Air aqua galon, paling 18 ribu/galon. Tapi masukkan fungsi “filter” alam. Ketika air dibersihkan secara alami oleh siklus alam. Hei, kita itu minum air kencing. Ada 7 milyar orang kencing setiap hari, jika kencingnya 1 liter per hari, ada 7 milyar liter kencing manusia yang masuk siklus air, bergabung dengan milyaran liter kencing hewan. Alam memfilternya menjadi air bersih kembali, hingga kita tidak menyadari bahwa kita sedang minum air kencing. Sejatinya, harga 1 liter air bersih itu tidak ternilai. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Terakhir, manusia selalu berpikir mereka kaya, hingga lupa, saat mati, mereka tidak membawa apapun ke dalam liang kuburan. Orang2 terkaya di dunia, saat mati, tidak satu dollar pun bisa mereka bawa, ditinggalkan di dunia. Apalagi yang tidak kaya2 amat, tertinggal semua harta bendanya.
Sejatinya, manusia adalah mahkluk paling miskin di dunia. Mereka habis2an mencari harta benda, saling sikut, KORUPSI, MALING, ZALIM, hanya untuk ditinggalkan semua. Mereka kehilangan esensi kehidupan paling penting.
Pikirkanlah.
*Tulisan ini disalin dari halaman milik Darwis Tere Liye yang bermukim di sini.