“Orang yang jujur tidak akan mati kelaparan, Nak” ucap seorang Ibu kepada anaknya yang baru saja tertangkap basah mencuri uang Ibunya.
Anak itu hanya tertunduk malu ketika Ibunya mendapati kelakuannya yang tidak terpuji. “Apakah pernah Ibu tidak memberimu uang saat kau minta?” tanya sang Ibu. Anak itu diam seribu bahasa tak mampu untuk melihat wajah ibunya.
Itu kejadian beberapa tahun silam, saat sang anak masih kecil. Setelah kejadian itu sang anak tak mau lagi mencuri uang ibunya, pun saat diminta tolong ibunya membeli barang ia selalu memberikan uang kembalian meski itu hanya ratusan rupiah. Sepeser pun tidak ada yang ia sembunyikan.
Anak kecil yang belum cukup akal pikiran sangat membutuhkan bimbingan dan tuntunan dari orangtua. Saat mereka melakukan kesalahan, orangtua mesti membimbing, memberi nasihat dengan cara yang baik.
***
Di zaman yang penuh dengan asap tebal kemunafikan, diantara hiruk-pikuk dunia barangkali sikap jujur sudah sulit kita temukan. Media tak henti- hentinya menyiarkan banyak berita tentang penyelewengan jabatan, korupsi menjamur. Itu- itu saja yang mewarnai ruang dengar di rumah kita. Saya bosan sekali dengan pemberitaan tersebut. Seperti kaset lama yang diputar ulang terus menerus. Pemberitaan yang tak kunjung jelas dimana akar dan solusi pemberantasannya. Orang- orang sibuk berkilah atas tuduhan yang diajukan, rela membayar mahal seorang Pengacara agar terhindar dari ancaman hukum untuk kemudian melakukan tindakan yang sama lagi. Dunia tidak akan serumit ini bila semua orang mendengarkan hati nurani dan terus konsisten bersikap jujur dalam mengemban amanat.
Tengoklah berabad- abad silam, ketika Rasulullah SAW dianugerahi dengan “Al- Amin” yang artinya seseorang yang dapat dipercaya. Adakah julukan atau gelar yang lebih mulia dari itu di zaman sekarang?
Menanamkan sikap jujur pada seseorang bukanlah hal yang mudah. Ini adalah sebuah proses panjang yang dimulai dari ruang lingkup kecil yang bernama: keluarga. Pemahaman agama yang baik serta contoh yang diberikan orangtua adalah hal yang paling penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Generasi yang dididik dan ditempa oleh sikap jujur mudah- mudahan akan membawa angin segar bagi kemajuan zaman. Para ibu adalah ujung tombak sebuah zaman, dari merekalah akan tercipta generasi yang hebat, Dan mereka jugalah yang mewarnai bagaimana rupa generasi penerus kita,30, 40 tahun ke depan. Tentu kita tidak mau jika kehidupan generasi kita nanti lebih rusak dibanding hari ini, bukan?
Tak usah mengharapkan mereka, generasi tua yang saat ini sudah rusak oleh sikap rakus, kikir dan pendusta. Generasi tua yang sibuk menimbun harta hingga tujuh keturunan, para pejabat korup yang semena- mena, wakil rakyat yang menindas rakyatnya. Biarkan, biarkanlah mereka sibuk dengan apa yang ia cari, toh umur mereka tak akan lama.
Fokus kita pada generasi penerus saat ini, kita siapkan, kita bimbing dengan baik menjadi generasi hebat dan generasi yang jujur yang akan membawa banyak kebermanfaatan bagi semua dan agar menjadi angin segar bagi kehidupan yang fana ini.