Menjadi Tuli

ALKISAH di sebuah tempat di luar negeri sana hiduplah seorang pemuda yatim-piatu yang taat beribadah. Semua orang mengenalnya sebagai pemuda yang pendiam dan tak banyak bicara. Namun di tempat itu tak ada masjid, muslim menjadi penduduk minoritas disana.

Pada suatu hari pemuda itu mengumpulkan banyak bahan bangunan di samping rumahnya, semen, pasir, batu kali, peralatan tukang dan lain- lain. Orang- orang di sekitarnya bertanya- tanya apa yang hendak ingin ia kerjakan. Namun si pemuda tak menjawab apa- apa. Hari demi demi si pemuda mulai membangun pondasi bangunan di tanah kosong di samping rumahnya, disusul kemudian dinding dari adukan semen yang ia buat, ia tumpuk batubata, lalu ditambahkan semen diatasnya, terus menerus hingga menjadi dinding yang kokoh. Papan kayu ia ukir menjadi pintu dan jendela, begitu juga dengan genteng dan langit- langit, ia kerjakan seorang diri.

Orang- orang mulai menertawakan apa yang si pemuda lakukan sambil mengolok- olok, “Mustahil jika ia bisa melakukannya sendirian!”, “Dasar pemuda pengangguran, dikiranya mudah membangun masjid sendirian”, “Dia tidak waras!”, “Memalukan”, “Ia pasti akan ditangkap, karena membangun masjid tanpa ijin”, dan segala cercaan ditujukan kepada pemuda tersebut.

Singkat cerita, akhirnya bangunan tersebut menjelma menjadi sebuah masjid sekaligus masjid pertama yang ada di tempat itu. Orang- orang disekeliling pemuda tersebut yang dari awal tidak memercayai hal tersebut berdecak kagum, haru dan menaruh bangga kepada pemuda tersebut. Orang- orang bertanya- tanya, bagaimana si pemuda itu bisa mengerjakan semua itu dengan baik. Diantara jutaan tanya orang- orang di sekeliling pemuda tersebut datanglah seorang kakek tua yang sering sholat berjamaah dengan si pemuda. “Aku tahu mengapa si pemuda itu berhasil” katanya, “Dia tuli”.

***

Kita tak bisa membuat semua mulut orang berhenti bicara, namun kita punya dua tangan untuk menyumbat telinga kita agar tak mendengar segala olokan dan ejekan yang ditujukan kepada kita.

Dalam hidup kita pernah mengalami hal tersebut bukan? Orang- orang melontarkan banyak kalimat negatif terhadap diri kita, membuat kita semakin terpuruk tiap kali mendengarnya, membuat kita tak semangat lagi, membuat impian kita hancur. Namun jangan bersedih hati. Tetaplah fokus pada tujuan hingga berhasil. Sumbat telinga kita terhadap cercaan yang ada. Ketika kita sudah berhasil, orang- orang akan terdiam dengan sendirinya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: