Sastra Lisan itu Bernama Pantun

Tahun lalu saya dipercaya mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Panitia Rapat Kerja Tahunan. Berbekal sedikit pengalaman yang ada, karena dulu juga pernah dipercaya menjadi Ketua Panitia Mini Seminar Pendidikan untuk program Kantor. Dikarenakan kondisi pandemi yang masih belum bersahabat, maka rapat tahunan kami gelar secara daring. Untuk kedua kalinya rapat daring ini kami lakukan.

Berkaca dari tahun sebelumnya, rapat daring terkesan sedikit membosankan. Saya dan teman-teman mencoba hal lain yang dapat memecahkan kepenatan saat rapat, juga agar rapat kali ini lebih berkesan dan bermakna. Meski masih dengan daring.

Continue reading →

Liburan Kemana Kita?

DUNIA masih bergulat dengan pandemi Covid-19. Pencegahan penyebaran virus ini berdampak pada semua lini kehidupan manusia, seperti: kesehatan, sosial, ekonomi, budaya dan agama. Protokol Kesehatan membuat gerak manusia serba terbatas. Jangankan berfikir untuk liburan ke Luar Negeri, bisa mendapat jatah makan untuk keluarga saja sudah alhamdulillah. Di belahan bumi sana: pengangguran meningkat, PHK dimana-mana. Membuat orang-orang lebih kreatif mencari cara untuk bertahan hidup. Hobi-hobi baru bermunculan, mulai dari sepeda lipat, tanaman hias, aquascape, ikan cupang, berkebun, mengantar makanan dan lain sebagainya.

Kantor mempekerjakan sebagian karyawannya di rumah. Kegiatan belajar Sekolah diganti menjadi belajar daring. Ka’bah yang menjadi kiblat Umat Islam dunia pun tutup guna mencegah penyebaran virus ini. Hal ini sekaligus membuktikan Umat Islam tidak menyembah kubus batu berwarna hitam itu. Tempat wisata tutup, pantai sepi dari pengunjung. Pembatasan transportasi darat, laut dan udara diperketat,  tes kesehatan dan isolasi wajib untuk dilakukan. Event Organizer/EO sepi orderan. Kebijakan PPKM, lockdown dilakukan. Mudik ditiadakan. Semua orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Bertahan hidup. Continue reading →

9 Tips to Improve Your Work Performance

Involved in various meeting or coordination with new people bring many benefits. At least we can learn something from them, such as: the idea, suggestion, how they handle something, etc. I feel lucky to met them.

To be a part of construction project is so challenges. Not only energy but also our mind. There are three things that we must maintain: time, quality and budget. How we reach the target and how we deal with the problems is a part of my life in this project. In this best moment, early 2022, I would like to share some tips for all of you how to improve your work performance:

Continue reading →

Cerita Si Adek Umar yang Dikhitan dan Toilet Training Sekaligus

PERKEMBANGAN Umar yang masuk usia tiga puluh bulan menunjukkan grafik yang signifikan. Begitu juga dengan kemampuan verbalnya, melesat naik dengan kosakata baru yang ditirukannya. Hal ini tentu tidak lepas dari peran orangtua dan dukungan lingkungan yang baik.

Hal ini juga yang menjadi pertimbangan saya untuk memutuskan Umar dikhitan. Empat bulan sebelumnya, kami sudah memulai untuk membiasakan lepas -pasang pampers (meski awalnya masih sering kebobolan), juga dengan bantuan Abangnya, Abang Fatih yang suka menceritakan pengalaman khitannya waktu itu. Abang Fatih bilang, “Dek, sunat ya. Abang udah sunat. Sunat itu (sakitnya) kayak digigit semut”. Kami juga sering mengajak Umar bercerita tentang apa itu sunat, kalo laki-laki harus disunat biar sehat dan kuat sambil mengangkat dua otot bisep saya. Dan hal ini kami lakukan berkala, hingga waktunya tiba.Continue reading →

*Gawe buyan

Aku tuh setiap kali baco berita dari palembang, lantas nyebut2 namo korupstor, ai, cacam, jadi malu nian baconya. Ujung ke ujung, dari bawah ke pucuk, ngapo jadi banyak koruptor di sumsel ini? Bertahun2, ngapo idak kapok2? Malah betambah bae.

Di bawah, ado kasus, ibu-ibu, kepala SD Negeri di Palembang, lah setahun jadi buronan kasus korupsi dana BOS. Akhirnyo ketangkap. Astagfirullah, ibu-ibu ini keno kasus, dituduh korupsi dana bos 600 juta. Guru, kepsek, yang harusnya jadi contoh, malah jadi buronan.

Belum lagi, yang bulan2 lalu ngetop, proyek mangkrak masjid Sriwijaya. Duit lah tebenak milyaran, cuma jadi tiang. Alangkah buyan gawe nih, bangun masjid bae kau korupsi. Pas ditangkap, tersangkanya mendadak ilang ingatan pulo.
Contoh yang di pucuk. Kau masih ingat Syahrial Oesman? Gubernur sumsel 2003-2008, masuk penjaro dio itu, gara2 pembangunan pelabuhan tanjung api-api. Ai, ingatlah nasihat wong tuo dulu, jangan main api, nanti tebakar. Lah, Syahrial ini malah main api sebesak tanjung, kebakaran nian, masuk penjaro.

Masih ingat kasus Romi Herton dan Masytoh? Laki-bini, walikota palembang ini, ditangkap KPK, keno kasus suap-menyuap ketua MK Akil Mochtar. Sikok walikota, sikok PNS, bukannyo jadi contoh, malah mesra nian nyuap si Akil (yang jugo masuk penjaro). Alangkah buyan gawe ini? Apo yang mereka beduo nih omongkah pas di rumah? ‘Pa, duit suap lah ditransfer ke Akil?; ‘Iyo Ma, beres.’ Ngebayanginnyo, sambil dijingok keluargo lain di rumah, apo dak katek malu lagi?
Belum ngitung koruptor dari pejabat Muara Enim (hattrick tigo kali), OKU, Mura, dll, dsbgnya. Bahkan tanah makam bae biso jadi lahan korusi. Ini nih yang buyan, koruptornyo atau kito2 yang milih pejabatnyo? Seriusan ini. Aku kadang mikir, jangan2 kito inilah yang eror. Mudah nian ditipu samo topeng palsu. Mudah nian terpesona jingok tampilan wong lain. Mudah nian kemakan pencitraan wong. Disangko baik, ternyata ngalahin bajing lompat. Disangko jujur, lurus, ternyato maling besak.

Jadi, ayolah, bebenah dikitlah soal ini. Didik anak2 kito tuh biar jadi jujur. Sejak kecil. Kasih contoh. Bukan malah biar anak masuk sekolah bagus, kau nyuap. Biar anak keterimo kerja di tempat bagus, kau jugo nyuap. Kalau macam itu, bikin malu. Didik anak2 kito tuh bahkan mau antri, tertib menghargai wong lain di jalan raya, di kantor2. Bukan asal potong, asal selip, dikit2 nitip amplop.

Ingatlah, sumsel itu pernah jadi tempat Kerajaan Sriwijaya yang mahsyur, maka semoga besok2, penduduknya juga bisa terkenal, bukan karena ado raja baru di sana, melainkan mahsyur kareno penduduknyo jujur, idak mudah disuap, lurus.
Bukan sebaliknyo. Terakhir, mantan gubernur Alex Nurdin, lah ditangkap nian. Namonya sandi dulu memang disebut2 di beberapo kasus. Ai, malu nian jingok beritanyo. Ado teman ngolok2, ‘Oi, Tere Liye, ngapo mantan gubernur sumsel ditangkap?’ Dio yang ditangkap, ngapo aku yang malah diolok2.

Besok2, kalo macam ini terus, bukan jembatan Ampera, atau Pempek yang terkenal sandi sumsel ini. Koruptornyo! Padahal minggu2 lalu lah senang nian terkenal gara2 donasi 2 trilyun, bangga ternyato wong palembang tajir melintir, ternyato zonk pulo! Ai, nasib, nasib.

*Tere Liye, penulis novel ‘Pempek Palembang’, eh, belum ado novel ini.

Bapak Telah Pergi

PAGI ITU, awan-awan tipis menutupi sinar matahari. Tidak secerah biasanya, namun tidak pula mendung. Suara sirine ambulans menggema di sepanjang jalan. Tampak satu -dua petugas mengatur lalu lintas. Di dalam mobil ambulans, sepasang mataku hanya menatap keluar jendela. Menatap gedung bangunan, rumah-rumah dan jalanan nampak sepi. Di sepanjang jalan aku tak banyak bicara. Segala rasa bercampur dalam dada. Pikiranku saat ini hanya satu, mengantar jenazah bapak ke peristirahatan terakhirnya.Continue reading →

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: