Proyek Menulis KOBIMO: 24 Penulis 1 Novel

IDE menulis ini muncul dari Pengurus KOBIMO (Kelas Online Bimbingan Menulis Novel), Hengki Kumayandi. Pada suatu hari beliau mem-posting ide cerita tersebut di grup KOBIMO dan meminta secara sukarela Para Penulis untuk bergabung menyelesaikan proyek tersebut. Awalnya, hanya diminta 20 Penulis saja, namun melihat begitu banyak antusias anggota KOBIMO yang berpartisipasi maka ditambah 4 Penulis lagi, menjadi 24 Penulis.

Proyek Novel ini resmi dimulai tanggal 14 Maret 2013 lalu, dengan dibuatnya grup di Facebook sebagai sarana komunikasi antar Penulis. Waktu begitu cepat berlalu, setahun sudah proyek ini berjalan dan pada tanggal 17 Maret lalu, naskah diselesaikan dengan baik. Berhasilnya proses penulisan novel ini tidak lepas dari dukungan penuh para Penulis yang berpartisipasi. Meski sempat terjadi kendala di sana- sini, mengalami vacuum untuk beberapa saat dan hal lainnya, proyek tersebut tetap berlanjut hingga bab terakhir.

Bagi saya yang baru saja hendak belajar menekuni dunia menulis, proyek menulis ini adalah satu kesempatan besar untuk belajar banyak dari Penulis yang terlibat di dalamnya, gaya menulis, dan hal unik di dalamnya. Menyatukan banyak pendapat dari setiap Penulis menjadi satu cerita yang utuh tidaklah mudah. Menyatukan penggunaan nama panggilan seperti: ia atau dia, tak atau tidak, semua dilakukan dengan diskusi yang baik. Alhasil dengan kesabaran yang tanggung jawab semua dilewati dengan baik.

Berikut nama- nama Penulis yang terlibat dalam Proyek menulis tersebut:

1. Hengki Kumayandi (‘Tell Your Father, I am Moslem’, Van Loon)

2. Agus Setiawan (Sang Koki Listrik, Wasiat Segelas Pasir)

3. Reyhan M Abdurrohman

4. Safitri Conanian Hirawling (Ghost Back to Campus)

5. Ari Keling

6. Faradina Shanti

7. Fina Lanahdiana

8. Mel Ara

9. Koko Ferdie Sbastyan

10. Syakky

11. Iken Vidya

12. Aimi Mayla (Ghost Back to Campus)

13. Osya Oshin

14. Widi Astuti

15. Rean Thegreaz

16. Umirah Ramata (Sandal Kumal: Antologi Puisi bersama 10 Penyair)

17. Andalusiana Cordoba

18. Yogi Ramadhan

19. Ayip Ahsanudin Alif

20. Hadzaa Lee

21. Rossy Blackmonster

22. Diah Atika Pramono

23. Ain Saga (Karna Aku Wanita: Kumpulan Cerita Pendek dan Puisi)

24. Eva Sri Rahayu ( I’m Not an Underdog, Dunia Trisa, Love Puzzle)

Ramai sekali! Hehe.. :D
Bagi yang penasaran seperti apa sinopsis Proyek Menulis Novel ‘Keroyokan’ KOBIMO saya akan membocorkan sedikit sinopsisnya disini.

*
Young Writer

Kematian neneknya membuat Putra sangat tertekan, bagaimanapun dialah satu-satunya manusia yang sangat berjasa. Saat masih kecil, Putra dititipkan ke tempat neneknya di Kaki Gunung Slamet Jawa Tengah oleh ayahnya saat lelaki tak bertanggung jawab itu hendak merantau ke Arab menjadi TKI. Ibunya -anak kandung neneknya meninggal saat melahirkan adiknya, begitupun bayi yang dikandungnya. Di bumi Tegal Jawa Tengah itulah Putra dibesarkan seorang nenek yang tak bersuami lagi. Neneknya hanya punya warung kecil untuk menyekolahkannya hingga SMA.
Selama di sana, ayahnya hanya mewariskan buku-buku padanya. Membaca buku-buku itu menyadari Putra bahwa ia mencintai dunia Literasi, ia suka puisi bahkan ia menjadi pengurus mading di SMA-nya.
Ditengah bersedih atas kematian neneknya, seorang lelaki yang mengaku pamannya datang. Seorang editor dan penulis novel ini Berniat membawa Putra ke Jakarta. Dengan berat hati Putra ikut dan terpaksa meninggalkan kekasihnya Marini yang terjalin semenjak kelas 1 SMA.

Di Jakarta, Putra tak merasa bahagia dan nyaman tinggal bersama Pamannya, pamannya yang pendiam, cuek dan tegas, sangat susah didekati, anak pamannya Dion yang seumuran dengannya pun seperti tak menyukainya, begitupun Bibinya, tak pernah mau mengajaknya bicara. Hanya Nasya – adik kecil Dion yang menyukainya.

Dion, yang selama ini terobsesi untuk menjadi seorang penulis tak bernah berhasil. Tulisannya selalu ditolak ayahnya. Ayahnya ingin mengajarkan Dion untuk selalu belajar dan berusaha agar tulisannya layak untuk diterbitkan. Dion pasrah, kekasihnya Rasilah yang kerap menyemangatinya.

Suatu hari, Dion tak sengaja menemukan tulisan-tulisan Putra di kamarnya. Ia penasaran melihat tulisan seindah dan seapik itu. Barulah ia mau menegur Putra dan menanyakannya. Putra bilang itu tulisannya. Perlahan Dion terbuka hatinya untuk belajar dengan Putra, ini membuat Putra mengenal Rasi kekasih Dion dengan dekat. Ada hal lain yang Rasi rasakan saat mengenal Putra, berbeda saat ia bersama Dion. Dion yang cuek, pendiam dan tegas mirip ayahnya membuat Rasi tertekan selama ini. Namun bersama Putra ia sangat nyaman, diam-diam Rasi membagi cintanya pada Putra. Namun Putra tetap mencintai Marini, kekasih yang ditinggalkannya, bahkan puisi kerap ia kirim ke kampungnya.

Hari itu Putra pergi meninggalkan Nasya di rumah, Ia mau pergi membenahi mobilnya ke Bengkel. Nasib naas terjadi, rumah itu di geromboli perampok dan adik kecilnya terbunuh, ketika Ihsan pulang, ia menuduh Putra yang membunuh adiknya dan menuduh Putra berniat mencuri rumahnya saat mendapati kamar ayahnya. Putra berusaha menjelaskan. Namun Dion tak percaya. Akhirnya munculah niat Dion untuk sebuah perjanjian pada Putra. Ia menyuruh Putra membuatkannya satu cerpen dalam seminggu yang akan diakui Dion sebagai karyanya. Jika tidak mau, Putra akan dilaporkan sebagai pembunuh adiknya. Dengan berat Putra setuju, ia tak tahu lagi harus menjelaskan apa.

***

Nah, penasaran bukan? :D
Ikuti terus perkembangan proyek ini, mudah- mudahan bisa terbit dan dapat dibaca oleh semua orang. Aamiin.

***

Menulis selalu saja menyenangkan, ada keunikan tersendiri saat menyelesaikan sebuah tulisan yang ditulis beramai- ramai. Semoga ke depannya nanti akan lahir banyak tulisan- tulisan baru dari Para Penulis Tanah Air. Selamat menulis, selamat berkarya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: