“Jika para remaja tidak merokok maka industri akan bangkrut sebagaimana sebuah masyarakat yang tidak melahirkan generasi penerus akan punah”
IKLAN rokok yang sering kita lihat di TV itu rupanya tak sekeren orang yang merokok di sekitar kita. Perhatikanlah lingkungan sekitar, apakah ada pecandu rokok bisa sekeren bintang iklan rokok di TV? Apakah ada perokok yang hidupnya penuh dengan kreatifitas, prestasi gemilang? Disebabkan oleh rokok inilah membuat kreatifitas para pemuda hilang, semangat belajar turun, pola pikir teracuni, pada akhirnya rokok hanya meninggalkan penyakit dan penyesalan bagi diri sendiri. Ironis.
Salah satu cara agar bisnis rokok terus berjalan, para pengusaha rokok berlomba-lomba membuat iklan. Dibumbui dengan tuxedo hitam, mobil mewah, wanita cantik, gedung tinggi dan jenis iklan keren lainnya seperti petualangan, seolah hendak menanamkan imajinasi bagi mereka yang melihatnya bahwa merokok adalah sesuatu yang berkelas, mewah dan keren. Hehe..lucu sekali. Dan akibatnya tidak sedikit remaja yang menjadi korban iklan rokok ini yang katanya dikarenakan atas nama pergaulan, gaya hidup dan eksistensi.
Negeri kita sudah semestinya awas dengan rokok ini. Rokok sudah menyentuh kalangan generasi muda kita. Anak-anak sudah teracuni dengan barang ini. Dan pebisnis rokok menikmati semua keuntungan hasil penjualan mereka tanpa sedikitpun peduli terhadap kesehatan.
Terlalu murahnya harga rokok membuat angka perokok di negeri ini semakin tinggi. Bandingkan dengan harga di negeri-negeri lain seperti: Selandia Baru, Singapura, Irlandia. Mereka menetapkan harga tinggi berkali-kali lipat dibanding harga rokok di negeri kita. Di luar sana ada peraturan bagi mereka yang membeli rokok, ada batasan umur. Namun tengoklah di negeri kita. Anak kecil sudah disuruh oleh bapaknya ke warung untuk membeli rokok. Wajar jika anak-anak sekolah zaman sekarang sudah kenal apa itu rokok dan dengan pede sekali pergi sekolah menghisap rokok. Orangtua yang perokok juga secara tak langsung mengajarkan kepada anaknya untuk merokok. Meski sebagian orangtua melarang keras anaknya untuk merokok, tapi saya pikir bagaimana mungkin orangtua bisa melarang anaknya untuk merokok sementara orangtua itu sendiri setiap hari menghisapnya?
Merokok itu keren?
Dimana sisi kerennya saya mau tanya? Iklan rokok yang Anda bilang keren itupun dibuat oleh orang yang tidak merokok. Tahu kalian? Pemilik bisnis rokok ini sadar benar tentang kesehatan, maka dari itu mereka tidak merokok. Dan para remaja kitalah yang menjadi sasaran empuk dari bisnis rokok ini.
Para perokok mulai merokok saat usia remaja, oleh karena itu jika para remaja sudah merokok maka sudah dipastikan mereka akan terus menjadi pelanggan tetap. Para pebisnis rokok pintar sekali merekrut dan mengajak para pemuda agar merokok. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa perusahaan rokok dengan senang hati memberikan bantuan, menjadi sponsor acara musik, kegiatan olahraga, sponsor film? Bahkan ada sebuah perusahaan rokok yang mendirikan sekolah, memberikan beasiswa? Musik memiliki pesona universal dan berpengaruh kuat untuk membidik target pasar remaja, Begitu pula dengan sponsor olahraga, ini adalah cara terbaik untuk menaruh perhatian, memberi contoh dan mempengaruhi target pasar. Dan film lebih baik dari bentuk promosi lainnya karena penonton sama sekali tidak menyadari adanya sponsor dari Industri rokok.
Kembali seperti yang saya bicarakan di awal, bahwa iklan yang mereka buat adalah sarana menciptakan kesan bahwa merokok adalah hal yang baik dan biasa, mendorong para remaja mencoba merokok, mendorong perokok agar meningkatkan konsumsi rokok, dan mengurangi motivasi perokok berhenti merokok. Setidaknya Industri rokok berhasil merekrut perokok usia muda (10-14 tahun) sejumlah 3.96 juta orang pada tahun 2010 atau 10.869 orang perokok setiap harinya (sumber: Susenas 2010). Mengejutkan bukan? Angka tersebut bukanlah angka yang kecil, maka apakah kita akan diam saja dengan hal ini? dalam angka tersebut ada saudara kita, teman, dan orang-orang yang kita sayangi? Apakah kita akan membiarkan mereka menjadi korban Industri rokok? Tanpa sadar meracuni diri dan orang lain yang pada akhirnya membuat kita (orang yang tidak merokok) repot. Kenapa membuat repot? Bukankah jika para perokok sakit akan minta tolong pada orang yang sehat? Bukankah jika para perokok sudah dirawat Rumah Sakit, tenggorokan bolong karena kanker, batuk darah, serangan jantung, dan organ tubuh lainnya rusak akan membuat orang sekitar cemas, khawatir dan keluargalah yang membiayai semua perawatan itu. Industri rokok tidak peduli sama sekali akan hal itu.
Maka, mulai sekarang bicaralah! Jangan hanya diam. Ingatkan saudara kita, ayah kita, teman kita agar berhenti merokok. Ingatkan mereka betapa mengerikannya menjadi korban rokok. Ingatkan, doakan agar suatu hari orang-orang yang kita sayangi berhenti merokok dan menyadari betapa berharganya sebuah kesehatan yang Allah SWT berikan. Dan sebagai wujud syukur tersebut sudah semestinya kita berhenti membunuh diri sendiri.