Setiba disana kami disambut suasana perbukitan yang sejuk dan dingin. Kebun stroberi terhampar luas. Buahnya yang merah dan ranum terselip diantara daun-daunnya yang hijau. Tidak hanya kebun stroberi, ada juga kebun buah blackberry. Lelah perjalanan dibayar lunas oleh pemandangan indah ini. Agrowisata ini cukup diminati oleh banyak kalangan, ada sekitar lima buah mobil terparkir di depan pintu masuk kebun, mereka berasal dari berbagai wilayah di Sumatera Selatan, salah satunya dari Muara Enim yang memang sengaja menghabiskan libur akhir tahun ini untuk berkunjung. Anak-anak, dewasa, tua dan muda semuanya menikmati suasana kebun stroberi ini.
Luas kebun ini hampir satu hektar, namun tidak semuanya ditanami dengan stroberi. Sebagian ada yang ditanami sayur. Saat kami berkunjung kesana, suasana kebun sedang mengalami re-planting (penanaman ulang tanaman) sebagian. Tanaman yang ada tidak begitu banyak menghasilkan banyak buah stroberi. Meski demikian, kami berhasil memetik langsung stroberi sebanyak enam ons dan sedikit buah blackberry yang kami bawa pulang. Harga satu kilogram stroberi ini adalah empat puluh ribu rupiah. Jika ingin membeli sedikit, kalian bisa membeli buah dengan kotak ukuran kecil atau sedang.
Kebun stroberi ini terletak di desa Segamit, kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Desa Segamit ini berada daerah perbukitan, desa paling ujung diantara desa yang lain. Untuk menuju kesana dibutuhkan waktu kurang lebih tiga jam dari Tanjung Enim. Akses jalannya tidaklah mudah, jalurnya berkelok- kelok, naik-turun bukit, sempit dan mengharuskan untuk ekstra waspada dan fokus saat menyetir. Kami sempat bertanya beberapa kali kepada warga setempat tentang jalur menuju desa Segamit. Ini adalah pertama kalinya kami kesana. Khawatir jika salah jalur dan membuat kami tersesat. Entahlah perjalanan menuju Segamit terasa lebih lama dibanding saat pulangnya.
Sepanjang perjalanan menuju desa Segamit, kami disuguhkan dengan pemandangan bukit barisan yang indah. Sawah terhampar luas, para petani menanam padi. Bunga terompet yang kami lihat di beberapa rumah warga menandakan kami telah memasuki dataran tinggi. Di dalam mobil kami mematikan AC dan membuka kaca mobil agar bisa langsung menikmati udara yang segar dan bersih perbukitan.
Agar bisa memetik langsung buah stroberi dari kebunnya, kalian diharuskan untuk membayar uang sebesar sepuluh ribu rupiah. Setelah itu kalian boleh memetik sendiri buah stroberinya, jika tidak ingin repot kalian juga bisa membeli langsung buah yang sudah dipetik oleh Pemilik Kebun. Saya dan Iin lebih suka memetiknya sendiri. Itu lebih menyenangkan. Buah stroberi yang kami petik begitu merah dan segar.
Namun karena kondisi hari sudah hampir sore, kami harus pulang. Agrowisata kami akhiri dengan membawa sekantong stroberi segar. Liburan akhir tahun kami cepat sekali rasanya, mudah- mudahan suatu hari nanti kami bisa mengunjungi kebun itu lagi.