“Harga diri seorang lelaki tidak akan hilang hanya karena mengerjakan pekerjaan rumah”
KETIKA saya membantu pekerjaan istri di rumah, saya mendapat sebuah pelajaran baru bahwa mencuci piring haruslah berurutan. Berurutan disini adalah mencuci peralatan makan dari yang paling sedikit kotornya kemudian dilanjutkan dengan peralatan yang paling kotor.
Misalnya, jika terdapat peralatan makan yang kotor seperti: sendok, garpu, piring, mangkok, wajan, gelas. Maka, kita memulainya dengan mencuci gelas, sendok dan garpu terlebih dahulu (karena kotorannya sedikit) setelah itu barulah kita lanjutkan mencuci piring, mangkok dan wajan. Hal ini kita lakukan agar kotoran dari alat pencuci tidak melekat pada peralatan yang kotorannya sedikit, akibatnya kotoran tersebut akan menempel pada gelas, sendok dan garpu. Sebab kotoran pada gelas, sendok, garpu berbeda dengan kotoran yang menempel pada wajan yang memiliki kotoran minyak dan bumbu dapur yang sulit dibersihkan. Setidaknya, itulah yang istri saya ajarkan. Tentu saja, dalam urusan rumah tangga ini, istri saya lebih pandai dari saya.
Mestinya saya menyadari hal ini dari dulu dan mulai membenahi diri sebelum menikah. Namun tidak ada istilah terlambat dalam belajar. Sepanjang kita melakukannya dengan sabar dan konsisten. Saya menemukan banyak hal baru dalam berumah tangga, ada banyak yang saya pelajari dari setiap hal yang saya lakukan bersamanya maupun yang istri saya lakukan sendiri. Di lain waktu, istri saya sering mengingatkan agar melakukan ini atau melarang itu. Namun karena saya bandel dan kerap tidak mengikuti apa yang disarankan oleh istri saya, akhirnya saya sendiri yang menyesal dan rugi. Entahlah, apakah semua suami diluar sana juga pernah merasakan hal yang sama seperti saya. Yang jelas, apa yang istri saya anjurkan tidak bisa disepelekan. Kadang, saya merasa istri saya lebih banyak merawat diri saya padahal semestinya sayalah yang mesti menjaga dan merawatnya. Apa yang saya berikan kepadanya tak sebanding dengan pengorbanan yang ia berikan.