"A man behind the lights". Agus Setiawan
JIKA puisi adalah kode maka kali ini saya akan membagikan kode dari sebuah film animasi ternama favorit saya hingga kini, Detective Conan. Kode ini sebenarnya sederhana sekali, namun waktu itu saya pusing sendiri untuk menerjemahkannya. Setelah saya pelajari di akun Facebook (Official) Detective Conan, saya menemukan jawabannya. Setidaknya, ada dua jenis kode yang saya kuasai….
ADA orang yang menghabiskan separuh hidupnya hanya untuk menunggu, menunggu dan menunggu. Hanya untuk menyaksikan kenyataaan bahwa orang ia tunggu harus bersanding dengan orang lain. Menyesakkan dada. Ada orang yang baru hitungan hari bertemu, lalu dapat hidup bersama- sama. Membina keluarga hingga usia tua. Ada orang yang sibuk mencari, hingga ke ujung dunia. Padahal orang…
Anda menemukan sebuah kerusakan alat pada sistem ketika melakukan patroli, menurut Anda kerusakan itu serius dan harus dilaporkan segera kepada Kepala Operator. Namun, Anda bingung untuk menjelaskannya. Disini, saya akan memberi panduan kepada Anda agar laporan Anda dapat mudah disampaikan dan dimengerti oleh Kepala Operator. Laporan harus jelas, singkat dan lengkap. Laporan harus dimulai dengan…
Aku tak paham betapa dalamnya ucapan sebab kadang aku terlalu ringan untuk berkata dan berkelakar hingga suatu hari teman perempuanku mengingatkan: “Hebatnya sebuah kata- kata mampu mengubah sesuatu yang tadinya haram menjadi halal dan yang halal menjadi haram” Lalu aku diam menatap langit mataku yang sebentar lagi hujan
“Biar dianggap kuno, biar dianggap ketinggalan zaman. Yang penting benar, tidak melanggar norma- norma”
“Lelaki yang hafalan Al-qur’annya sedikit pasti susah menjadi Imam. Bukan hanya Imam sholat tetapi juga Imam dalam keluarga. Karena semua nasehat hidup ada dalam Al-qur’an, artinya semakin sedikit pemahaman Al-qur’an seorang lelaki, makin semakin rendah kebijaksanaannya dalam memimpin istri dan anak- anaknya kelak” Sebuah pesan yang diterima pada sebuah sore dari seorang teman perempuan disana….
Ada pilu di tepi malam bersama rintihan doa mengingatMu sebagai wujud ketentraman namun badai dalam dadaku mendesak keluar kelam masa lalu menarik mundur langkah Aku yang terlelap di fajar pagi kerap mengabaikan panggilanMu untuk kemudian menyesali dan mengulangi hal yang sama esok hari Aku tersesat pada gemerlap dunia mendapati diri sebagai musafir yang kehilangan arah…