"A man behind the lights". Agus Setiawan
DALAM banyak kasus, doa-doa itu tidak mengubah situasi secara langsung. Misalnya, kita berdoa: Ya Allah, semoga aku diterima di kampus yang aku cita-citakan. Atau Ya Allah, berikanlah aku mobil mewah. Lantas seketika kabul? Muncul mobilnya di hadapan kita. Tidak. Dunia bisa kacau balau jika begitu mekanisme doa. Tapi doa, mengubah kitanya. Kitalah yang berubah atas…
“Pekerjaan adalah amanah. Bukan untuk bangga- banggaan apalagi keren- kerenan. Sebab tak ada pekerjaan yang hina selagi bermanfaat dan diridhoi-Nya”
“Kadang saya ingin sekali menulis banyak hal, apa saja yang bisa membuat saya senang. Namun saya sadar, bahwa tidak semua hal layak untuk dituliskan. Sebagian ada yang lebih indah untuk disimpan”.
DULU pernah hidup dua pemahat hebat. Mereka terkenal hingga diundang Raja berlomba di Istananya. Mereka diberikan sebuah ruangan besar dengan tembok-tembok batu berseberangan. Persis di tengah ruangan dibentangkan tirai kain. Sempurna membatasi, memisahkan, sehingga pemahat yang satu tidak bisa melihat yang lain. Mereka diberi waktu satu minggu untuk membuat pahatan yang paling indah yang bisa…
JIKA dulu orangtua selalu mengajarkan anak- anaknya untuk membaca doa sebelum makan, maka anak- anak zaman sekarang memiliki kebiasaan baru sebelum makan, memoto makanan! Lalu meng-uploadnya ke Jejaring Sosial (bisa Twitter, Facebook, BBM, Path, Instagram, dll). Tentu saja hal itu boleh, sah- sah saja, namun jangan sampai karena keasyikan memoto makanan, eh jadi lupa berdoa….
“Berhentilah menebak usia lewat wajah. Percayalah saya masih muda”
“Ikhlas itu seperti merasakan manis pada secangkir kopi namun kau tak melihat gula di dalamnya”.