Usia dan Kematian

“Mereka lupa, umur yang panjang tak pernah berjanji kepada siapapun. Bahkan kematian pun bisa terjadi sejak dalam kandungan”.

BERBICARA tentang kematian maka ingatan saya akan kembali pada peristiwa empat belas tahun lalu, ketika menyaksikan peristiwa kematian pertama kali. Salah satu teman bermain saya meninggal dunia. Ia adalah teman baik sekaligus tetangga seberang rumah. Semasa hidupnya saya banyak menghabiskan waktu bersamanya, seperti memanjat pohon jambu di halaman rumahnya, belajar memasak nasi goreng, memancing ikan di sungai dan bermain bersama. Ia pandai bermain kelereng, tak pernah ada kata kalah dalam setiap permainan. Sebelum bermain ia hanya membawa lima kelereng dan pulang membawa puluhan kelereng, mengagumkan! Ia meninggal dunia karena sakit, saat usianya masih muda. Waktu itu ia baru saja menyelesaikan ujian akhir sekolah di bangku kelas 3 SLTP.

Sejak saat itu, saya mulai banyak menyaksikan peristiwa kematian, entah itu teman sekolah, orangtua teman, tetangga ataupun anggota keluarga sendiri.

Kemarin malam, ketika saya menghubungi keluarga di rumah. Panggilan telepon saya tak mendapat jawaban. Setengah jam berlalu, saudara perempuan saya mengirimkan pesan bahwa kedua orangtua sedang berkunjung ke rumah Ahli musibah. Salah satu tetangga dekat rumah meninggal dunia. Saya kaget sekali. Sosok perempuan tua itu adalah orangtua dari teman baik saudara laki-laki saya, ia mempunyai seorang adik perempuan yang juga teman saya. Di samping rumah mereka adalah rumah guru sekolah saya. Maka bisa dibilang saya mengenal baik mereka.

Saya masih ingat ketika masih duduk di bangku sekolah. Setiap pagi, saya selalu melintas di depan rumahnya, sosok perempuan tua yang bersahaja itu selalu menyapaku dari bangku teras rumahnya. Kini semua tak lebih kenangan saja, perempuan tua itu telah pergi. Dan anak-anaknya kini jadi Piatu.

Kematian selalu saja begitu, datangnya tiba- tiba, penuh tanda tanya dan menuntut kita untuk harus selalu siap ketika maut menyapa, mau tak mau, suka atau tak suka. Terus berbuat baik dan menyiapkan bekal yang banyak, sebab perjalanan kita masih panjang. Ah, tentang usia manusia tahu apa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: