A. Riawan Amin: Satanic Finance

“Kalau yang terpenting dalam hidup Anda saat ini adalah meneruskan hidup, maka apapun pekerjaan dan kegiatan yang Anda lakukan, semata-mata tertuju untuk menghiasi dan mencukupi hidup. Lebih lugas lagi, mengumpulkan materi untuk menyambung hidup. Bagi saya, hidup bukanlah hal terpenting. Bagian terpenting dari hidup kita, semestinya adalah menyiapkan bekal bagi kehidupan abadi kelak setelah mati. Karena kehidupan yang sebenarnya, baru dimulai ketika napas penghabisan berembus.

Menyambung hidup penting. Tapi, memaknai hidup jauh lebih penting. Hidup yang bermakna adalah, ketika waktu hidup kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Ketika desah napas, gerak langkah kita menyatu dalam pengabdian kepada Sang Pemberi Hidup. Semua aspek hidup dijadikan media untuk meraih ridhoNya. Aspek ekonomi dan keuangan, tidak terkecuali. Dunia penuh dengan orang yang papa. Yang buntung lebih banyak dari yang beruntung. Kesenjangan ekonomi dan kesejahteraan menganga. Namun, ketika satu sama lain saling membantu, yang kelebihan menolong yang lemah, spirit memaknai hidup menyala kembali. Sayang, yang kita temukan bukan kesenjangan berkurang, sebaliknya malah semakin tinggi.”

Begitulah kalimat pengantar yang ditulis oleh A. Riawan Amin, Penulis buku Satanic Finance yang baru-baru ini sedang saya baca. Buku ini terbit tahun 2007, tepatnya 10 tahun lalu. Dan saya baru membacanya hari ini. Memang terlambat saya membacanya, namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sebuah buku yang berisi penuturan sederhana dalam kisah dimana seolah-olah Setan sendiri yang bicara. Tiga pilar moneter dunia: flat money, fractional reserve requirement dan interest dibahas dengan jelas dalam buku ini lengkap dengan gambar anekdot. Buku yang menjawab semua pertanyaan di kepala saya, kenapa harga-harga terus melambung naik, inflasi, kenapa kesenjangan sosial semakin tinggi dan beragam penjelasan yang benar-benar membuat mata saya terbelalak. Ternyata, kita semua sudah masuk ke dalam perangkap setan. Mereka tertawa melihat ulah kita.

Buku ini berisi hanya lima bab. Di bagian awal diulas bahayanya penerapan Three pillars of Evil. Dilengkapi dengan kisah Sukus dan Tukus yang bisa menjadi cermin sederhana bagaimana sistem pilar Setan memerosokkan ekonomi, menceraiberaikan budaya saling tolong, dan menyibukkan manusia untuk terus berkompetisi, dan yang pasti. Membuat mereka terpedaya dan tertipu oleh apa yang dewasa ini kita sebut sebagai uang. Permainan manipulatif yang membuat umat manusia yang kaya sumber daya dibuat miskin. Diakali oleh Kaum Penjajah yang hanya bermodal mesin cetak uang.

“Jika bunga dalam percintaan adalah hal indah, maka bunga dalam ekonomi justru merusakkannya”

Bagian kedua dari buku ini mengulas bagaimana bahaya utang. Bagaimana utang dalam perspektif individu ataupun negara, dalam banyak kasus justru memerosokkan manusia ke dalam kubang perbudakan. Alih-alih menjadi alat investasi, utang malah menjadi mesin perampas. Kemandirian, martabat dan harga diri pun menjadi taruhan. Alih-alih bisa membangun dari utang. Negara-negara miskin justru terlilit utang lebih dalam. Mereka bukan lagi menjadi pihak yang ditolong, tapi menolong negara-negara pemberi utang menjadi lebih kaya melalui skim bunga yang tak tertahankan.

Pada bagian ketiga. Diulas bagaimana flat money khususnya Dolar. Menjadi racun ekonomi. Dolar yang rnenguasai pangsa pasar uang kertas dunia telah menjadi alat penjajahan bani. Penjajah bisa memajaki komunitas dunia. Tanpa lagi mencecerkan darah.

Di bagian keempat. Dimunculkan solusi dari flat money. Kembali ke emas. Kembali kepada kestabilan dan keadilan ekonomi. Bagian ini disambung dengan bagian kelima yang menjadi fragmen penutup, mencari yang pembebas. Pembebas dari belenggu tirani moneter. Pembebas yang mengantarkan kepada kesadaran perlunya merombak tata ekonomi setan yang sesat, kembali ke ekonomi seperti yang dikehendaki Sang Pencipta.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: