SEPASANG mata saya hampir selalu menemukan bingkai foto keluarga yang dipajang di dinding ruang tamu rumah yang saya kunjungi. Mulai dari ukuran kecil, sedang, besar hingga ukuran sebesar lemari pakaian. Pose anggota keluarga di dalam foto tersebut juga beragam, mulai dari duduk berjajar, berdiri rapi mengenakan jas/kebaya/batik. Nampaknya memajang foto keluarga di ruang tamu adalah hal yang kerap ditemui dan secara tak langsung si pemilik rumah mengenalkan anggota keluarganya kepada setiap tamu yang datang dengan foto tersebut.
Memajang foto keluarga di dinding ruang tamu bukanlah hal yang sulit, bukankah di jaman teknologi yang serba maju saat ini mudah sekali untuk sekadar berfoto (bisa menggunakan handphone, digicam atau kamera DSLR). Foto yang sudah diambil lalu dicetak sesuai ukuran yang diinginkan kemudian dibingkai dan dipajang di dinding. Mudah bukan?
Foto keluarga bukan hanya sekadar foto biasa melainkan sebuah satu kesatuan dalam keluarga, dimana setiap anggota keluarga ada di dalam foto tersebut (Ayah, Ibu dan anak). Yang suatu hari kelak, anggota keluarga dapat melihat anggota keluarganya yang lain. Sebuah gambar yang memiliki nilai tinggi bagi seseorang dalam foto. Selain itu, foto keluarga adalah rumah bergambar. Siapapun orang yang ada di dalamnya diharapkan agar tetap bisa menajaga kebersamaan walaupun anak- anak mereka sudah berkeluarga dan tinggal di tempat yang jauh.
Saat menulis hal ini, saya benar- benar iri kepada mereka yang rumahnya memiliki foto keluarga di ruang tamu. Saya ingin sekali memajang sebuah foto keluarga di ruang tamu, dengan bahan bingkai kayu terbaik. Namun hingga hari ini di rumah kami belum juga ada foto keluarga. Bukan karena saya tak memiliki kamera atau uang untuk pergi ke studio foto. Bukan itu. Ada alasan lain.
Apapun alasannya, saya tetap bersyukur masih memiliki anggota keluarga yang lengkap, yang selalu menjadi alasan utama saya untuk pulang ke rumah.
