Naik Kelas

HIDUP ini persis sebuah sekolah dimana kita setiap hari diuji agar naik kelas. Kesulitan hidup yang kita lewati akan berbuah manis jika kita bersabar dalam keterbatasan. Tentu saja setelah kita melewati ujian tersebut kita sudah naik kelas. Pengalaman kita bertambah. Kita lebih kuat daripada yang dulu. Kita ambil contoh misalnya: meski sama-sama pelajar, anak SMA tidak bisa dibandingkan dengan anak SD. Anak SMA sudah melewati banyak ujian, disebabkan ujian itulah yang membuat mereka lebih tangguh dibanding anak SD dan membuat mereka naik ke posisi yang lebih tinggi. Sementara anak SD harus bersabar sambil terus belajar dan harus lulus ujian dahulu agar bisa naik kelas dan mendapatkan posisi yang sama seperti anak SMA.

Sebelumnya, anak SMA sudah melewati banyak ujian hingga ia bisa menyandang anak SMA. Begitu juga yang terjadi pada diri kita. Kita telah melewati banyak ujian sepanjang hidup kita hingga hari ini. Ujian ini akan terus datang silih berganti dengan bobot yang berbeda pula. Ujian yang dihadapi oleh anak SD tentu berbeda dengan ujian anak SMA. Ujian anak SMA tentu jauh lebih sulit dibanding ujian anak SD. Demikian pula ujian kehidupan yang diberikan Allah SWT kepada kita sudah diatur sedemikian rupa. Sesuai porsi masing-masing. Kita ambil perumpamaan misalnya: seorang lelaki yang masih lajang ujiannya tentu jauh lebih mudah dibandingkan seorang lelaki yang sudah punya anak. Dari dua hal tersebut terlihat jelas perbedaan antara keduanya, mereka memiliki ‘kelas yang berbeda’. Kelas bujangan dan kelas seorang ayah. Ujian yang dihadapi berbeda pula, seorang bujangan ujiannya hanya terbatas pada dirinya saja namun seorang ayah memikul ujian yang banyak, di satu sisi harus menjalankan peran sebagai ayah sekaligus suami, namun di lain sisi juga dituntut untuk memenuhi tanggung jawab keluarga, menjamin kehidupan anak dan istrinya. Dari perumpaan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ujian telah membuat kita naik kelas.

Di dalam Al-qur’an dalam Surat Al-Mulk ayat dua yang artinya:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS:67:2)”

Ujian yang kita pikul tidak selalu berarti kesulitan, ketakutan atau kekurangan. Kitapun diuji dengan semua hal termasuk di dalamnya: kesehatan, waktu luang, harta, anak-anak, dan berbagai hal. Oleh karena itu, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita adalah ujian. Hendaknya kita sebagai umat Muslim menjadikan sikap sabar dan syukur sebagai dua hal penting dalam menjalani kehidupan ini. Yakni bersabar ketika diberi kesulitan dan bersyukur ketika diberi kenikmatan.

2 Comments

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: