Orang Bilang Kami Jawab

Orang bilang aksi kemarin huru hara penuh dengan makar..
Kami jawab Ust Arifin membuka panggung dengan menyebut Alloh Alloh Alloh.. Lanjut berzikir dan berdoa untuk negeri, berdoa untuk bangsa, berdoa untuk pemimpin, berdoa untuk umat, meminta ampun karena jutaan dosa..

Orang bilang istigosah kemarin tidak menjaga kedaulatan NKRI.. Memecah belah bangsa..
Kami jawab Ust HNW memberi tausiyah tentang jiwa nasionalisme..

Continue reading →

JUM’ATAN KEBANGSAAN

Jika Anda membaca bahwa hari ini masih ada golongan terpelajar yang menuduh jika gelombang besar ummat yang bergerak dan berkumpul ini ditunggangi, maka bertanyalah kepada Si Terpelajar itu:

“Jadi, menurutmu hanya engkau sendiri yang bisa menjadi individu otonom?! Menurutmu, hanya engkau yang bisa bergerak dan bertindak dengan akal budimu sendiri?! Jadi, engkau mengira kami semua ini dungu, buta, dan tuli, sehingga tak mungkin sanggup mencerna hal-hal dengan akal budi kami sendiri?!Continue reading →

*Pangeran Sejati

Memakai sorban putih di kepala, jubah putih, tampilan Pangeran Diponegoro lebih mirip seorang ulama mahsyur, dibanding seorang ‘pangeran’. Fisiknya biasa-biasa saja, hanya sepucuk keris di pinggang yang menampakkan dengan nyata, dia adalah panglima perang, seorang pangeran dengan wibawa tak terbilang.

Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubawana III (itu cukup untuk membuatnya pantas dipanggil Pangeran), tapi meski sulung, menyadari posisinya putra dari selir, dia menolak usulan Ayahnya yang hendak mengangkatnya menjadi raja. Dia memilih menekuni agama, tinggal merakyat. Pilihan yang amat langka. Dan itu membuktikan betapa berbeda level seorang Pangeran Diponegoro–dia tidak tertarik dengan kekuasaan.Continue reading →

Saya Salut Pada Mereka

Terus terang, mengikuti berita akhir-akhir ini, saya sangat salut kepada orang-orang yang masih membela penista Al-Quran, atau yang cenderung pada penista Al-Quran itu

Saya salut pada pimpinan penegak hukum yang dari awal terkesan kuat sangat cenderung kepada penista Al-Quran, seolah menjadi jurubicaranya, mengarahkan opininya

Saya salut pada yang disebut-sebut cendekiawan namun tak terusik ketika Al-Quran dilecehkan, dengan berbagai argumen palsu mengalihkan ummat dari kebenaran Continue reading →

“Ucapan Terimakasih Dari Seorang USTADZ Untuk Pak AHOK”

Kepada ;
YTH Bapak Ahok
Di-Tempat

Salam Kedamaian Teruntuk mereka yang mengikuti petunjuk Allah

Bpk Ahok, mungkin akhir akhir ini anda merasa tertekan karena saudara saudara kami banyak melakukan demo dan tentunya membatasi ruang gerak anda sebagai calon gubernur, hingga anda seorang Gubernur harus naik angkot demi menyelamatkan diri dari kejaran masa, sejujurnya saya turut prihatin dan nggak tega, semoga anda diberikan kesabaran …
Di saat saudara kami banyak yang menyudutkan anda, saya mencoba untuk BERTERIMAKASIH pada anda, yaa setidaknya saya mencoba memandang dari sudut pandang yang berbeda..

Bpk Ahok, pertama-tama saya ingin mengucapkan Terimakasih sebesar besarnya …

1. Karena anda sudah memotivasi umat Islam untuk mencintai kembali kitab suci mereka yang sudah lama mereka tinggalkan… alQuran alKarim
Bahkan bukan hanya sekedar cinta, taukah anda mereka juga kini semangat mempelajari tafsirnya. Jujur, Akhir-akhir ini jamaah saya banyak yang meminta kajian tafsir kembali dihidupkan di pengajian mereka. Ini kereeen pak Ahok!, percayalah pada saya, saya berulang kali menyadarkan mereka akan pentingnya mempelajari tafsir al Quran, mereka tidak memperdulikannya, tapi anda .. hanya dengan menghina 1 ayat saja, membuat mereka kini penasaran tentang keindahan alquran dan tafsir-tafsirnya dan kembali mempelajarinya…

Continue reading →

Telur Ayam

PENCERAMAH kondang (Alm) KH. Zainuddin MZ pernah berkata: “Sekalipun keluar dari buntut ayam, kalo itu telur, ambil!”.

Maksud dari pernyataan beliau adalah kita semestinya melihat apa yang orang sampaikan, bukan melihat siapa yang bicara. Tidak peduli meski orang tersebut adalah orang biasa-biasa saja, latar belakang pendidikannya lebih rendah dari kita, usianya lebih muda dari kita atau berasal dari keluarga miskin atau juga karena ia seorang kuli bangunan, namun bila ia menyampaikan suatu kebaikan/nasihat maka sudah sepatutnya kita mendengarkannya dengan baik. Sebaliknya, jika ada seorang dengan tampilan rapi, namun jika apa yang disampaikan hanyalah kebohongan, sesuatu yang bertentangan dengan kaidah Islam, memecah belah kesatuan umat, maka segera tinggalkan. Continue reading →

Ketika Kau Belajar Bicara

Berteriaklah, Nak
Berteriak yang keras

Ucapkan,
Ucapkanlah kebenaran, Nak
Meski pahit, meski tak disukai
itu lebih baik
daripada mengucap hal manis
namun dusta
Seperti janji para calon pemimpin negeri ini

Bicara yang sebenarnya, Nak
Sebab negeri ini rusak
Karena pemimpinnya terlalu banyak bicara
Bicara secukupnya, Nak
Sebab di dunia ini
terlalu banyak orang pandai bersilat lidah
Bicara secukupnya saja, Nak
Sebab Tuhan menganugerahi dua telinga, satu lidah
agar kita banyak mendengar dan sedikit bicara

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: