“Binatang saja gak mau kawin sesama jenis!”
Tak perlulah seluruh orang di jagad raya tahu
seperti apa kita
seberapa baik kita
dan seberapa hebat kita
Diluar sana
masih banyak orang yang lebih baik
dan lebih hebat dari kita
Tak perlulah semua orang tahu
berapa banyak harta kita
seberapa pintar kita
seberapa mewah kendaraan kita
Diluar sana
jutaan orang lebih kaya dibanding kita
lebih mahal kendaraannya
dan yang lebih jenius dari kita
Sebab, kita sendirilah tahu
seperti apa kita sebenarnya
Juga, tak perlulah sibuk
berkeluh kesah
diluar sana banyak orang
yang hidupnya lebih susah dibanding kita
kehidupan mereka jauh dibawah kata sejahtera
tapi mereka masih tertawa dan hidup bahagia
Cukup Allah saja yang tahu
segala kesedihan dan keluh kesah kita
Cukup Allah saja yang mendengar doa- doa terbaik kita
Dan cukup Allah saja yang menjadi penolong kita
Manusia selalu berpikir mereka kaya, hingga lupa, mereka bahkan jatuh miskin hanya untuk membeli sebotol madu. Perhatikanlah sarang madu, dibutuhkan sebulan lebih untuk membuat sebotol madu, ribuan lebah. Mari kita hitung, 1.000 lebah kalikan 1 bulan kerja nonstop, jika UMP (upah minimal bagi lebah2 ini) adalah 2 juta, maka total harga sebotol madu itu adalah 2 milyar. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Manusia selalu berpikir mereka kaya, hingga lupa, mereka bahkan jatuh miskin hanya untuk membeli oksigen yang dihirup. Satu liter oksigen untuk keperluan medis, dll harganya Rp 30rb, manusia membutuhkan 8 liter oksigen setiap menit. Mari kita hitung, 8 liter x 60 menit x 24 jam x 30.000, total bisa 350 juta rupiah dibutuhkan manusia untuk bernafas sehari-semalam. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Bensin, solar, itu semua harganya memang katakanlah hanya Rp 10.000 per liter di SPBU. Tapi masukkan fungsi waktu saat fosil membutuhkan jutaan tahun menjadi minyak, sejatinya harganya tidak terkira. Masak kue butuh 30 menit saja mahal, apalagi masak itu fosil jadi minyak jutaan tahun, satu liter bensin itu sejatinya seharga 100 milyar rupiah. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Air bersih. Tarif air dari PDAM paling katakanlah hanya 10.000/liter. Air aqua galon, paling 18 ribu/galon. Tapi masukkan fungsi “filter” alam. Ketika air dibersihkan secara alami oleh siklus alam. Hei, kita itu minum air kencing. Ada 7 milyar orang kencing setiap hari, jika kencingnya 1 liter per hari, ada 7 milyar liter kencing manusia yang masuk siklus air, bergabung dengan milyaran liter kencing hewan. Alam memfilternya menjadi air bersih kembali, hingga kita tidak menyadari bahwa kita sedang minum air kencing. Sejatinya, harga 1 liter air bersih itu tidak ternilai. Tapi alam menyediakannya gratis bagi kita.
Terakhir, manusia selalu berpikir mereka kaya, hingga lupa, saat mati, mereka tidak membawa apapun ke dalam liang kuburan. Orang2 terkaya di dunia, saat mati, tidak satu dollar pun bisa mereka bawa, ditinggalkan di dunia. Apalagi yang tidak kaya2 amat, tertinggal semua harta bendanya.
Sejatinya, manusia adalah mahkluk paling miskin di dunia. Mereka habis2an mencari harta benda, saling sikut, KORUPSI, MALING, ZALIM, hanya untuk ditinggalkan semua. Mereka kehilangan esensi kehidupan paling penting.
Pikirkanlah.
*Tulisan ini disalin dari halaman milik Darwis Tere Liye yang bermukim di sini.
sahur kita ini dengan menu yang sederhana saja
: selembar langit yang diselipkan di lapis roti dan secawan susu pemberian tetangga
nikmatilah ini sebagai kenyataan yang tak meredupkan semangatmu untuk merayakan puasa pertama. jika matahari telah berjalan di atas kepalamu, maka bolehlah kau teguk terjun sejuk yang akan menuntaskan dahaga, mengairi tandus terowong pangkal mulutmu.
namun alangkah baik jika kau bisa merawat ketabahan dengan detakdetak jam yang kian melambat itu, memapah imanmu yang baru tumbuh hingga sampai kepada maghrib itu, petang itu, yang kau nantikan dengan gigimu yang sebagian kopong, lapar yang tinggal di perutmu dan keroncong nyaring itu menjelma musik pengiring, menyambut tuhan yang terbayang dalam gelas teh hangat dan tiga butir kurma kesukaanmu.
2013
*Disalin dari blog milik Asmi Norma Wijaya yang bermukim di sini.