Tak Apalah

Tak apalah jika kau bungkam suaraku
Tuhanku Maha mendengar kata-kata yang bahkan tak kusuarakan

Tak apalah kau naikkan harga BBM sesukamu
Karunia Tuhanku tak pernah padam dan tak henti diturunkan padaku

Tak apalah kau tak adil padaku
Tuhanku Maha Adil dan pengadilanNya tak akan berat sebelah

Tak apalah kau tutup media-media bicara untukku
Toh telinga Tuhanku akan selalu terbuka termasuk hari Sabtu dan Minggu

Tak apalah kau ambil uangku, tabunganku, dan pajakku
Rezeki dari Tuhanku selalu cukup bagiku untuk mengganjal perut dan beli susu anakku

Namun..

Yang aku tak bisa berkata tak apa
Jika kau tak bolehkan aku cinta dan taat kepada Tuhanku

Yang aku tak bisa berkata tak apa
Jika kau tak bolehkan kami sesama manusia saling menyayangi

Yang aku tak bisa berkata tak apa
Jika kau jual bangku-bangku sekolah kepada kaum papa

Yang aku tak bisa berkata tak apa
Jika kau torehkan luka dan noda pada bumi pertiwi tercinta

April 2015

*Disalin dari blog Asmi Norma Wijaya

Lelaki yang Memasak

SIAPA bilang memasak adalah pekerjaan perempuan? Di zaman modern saat ini, di tengah berbagai macam jenis pekerjaan, memasak tidak hanya keahlian perempuan melainkan juga keahlian lelaki. Bahkan tak jarang koki masak lelaki kadang lebih unggul daripada koki perempuan.

Sebagai perantau yang telah tinggal di berbagai tempat, tentu saya harus membekali diri dengan keahlian (memasak) ini. Sebab tidak ada yang akan memasakkan makanan untuk saya di tempat perantauan. Di samping itu, memasak sendiri menjadi salah satu cara untuk mengirit pengeluaran bulanan. Mahasiswa/i yang tinggal di kost-an pastilah mengerti bahwa membeli makanan diluar jauh lebih boros ketimbang masak sendiri.

Jika kalian lelaki dan masih berfikiran bahwa memasak hanyalah tugas perempuan. Kalian salah. Hari ini mulailah untuk belajar memasak, misalnya dari hal- hal yang sepele saja, seperti membedakan lengkuas dan jahe, gandum dan sagu atau mengenal nama- nama bumbu dapur serta peralatan masak. Percayalah, memasak itu adalah hal menyenangkan. Menikmati hasil masakan sendiri juga hal yang menakjubkan, meski diawal latihan memasak kalian akan merasa aneh dengan rasa masakan sendiri. Namun tak apa, keahlian butuh latihan. Teruslah belajar.

Memasak adalah hal yang bisa dibilang gampang- gampang susah, bisa juga susah- susah gampang. Begitulah. Menurut saya, sudah sewajarnya bahwa lelaki juga harus menguasai keahlian yang satu ini. Sebab di masa depan, saat sudah berumah tangga bisa jadi kita ditinggal oleh istri, dan memaksa kita untuk masak sendiri di rumah. Atau saat istri sedang sakit, masakan suami untuk istri kadang mampu membuat istri bahagia. Bukankah kita bahagia jika istri kita kagum bahwa suaminya bisa memasak? Rasulullah SAW sering membantu istrinya yang sedang memasak di dapur, dan membantu pekerjaan rumah lainnya. Maka, kita selaku Muslim yang taat pada sunnahnya, sudah sepatutnya meneladani sikap beliau dalam rumah tangga.

Unit #1 Perbaikan Kelas A

EMPAT hari ke depan, Unit 1 kami akan dipadamkan. Unit yang sudah beroperasi sejak 3 tahun terakhir ini harus segera mengalami perbaikan. Tidak seperti perbaikan Unit 2 pada tahun lalu yang mendapat kelas C, Unit 1 mendapat perbaikan kelas A karena tingkat perbaikannya yang tinggi. Unit 1 mengalami kebocoran pada pipa Air-Preheater menyebabkan Unit tidak bisa memproduksi listrik secara maksimal.

Perbaikan tidak dilakukan pada Boiler saja, namun juga akan dilakukan pada semua bagian Unit, termasuk Turbine dan Generator. Dijadwalkan perbaikan Unit 1 akan berlangsung selama 35 hari. Sebuah waktu yang cukup lama untuk perbaikan kelas A pertama kali bagi Dapur Listrik kami.

Dengan adanya perbaikan Unit 1 nanti, itu berarti Jalur Listrik akan kehilangan pasokan listrik 135 MW. Semoga Pembangkit- Pembangkit Listrik lainnya bisa mem-back up kekurangan energi tersebut. Sehingga tidak ada istilah kekurangan pasokan listrik.

Semoga perbaikan Unit 1 ini dapat berjalan dengan baik, aman dan lancar. Itu juga berarti, para Koki Listrik akan lebih sibuk bekerja saat perbaikan nanti. Hayyo, hayyo semangat!

Dua Payung

HUJAN waktu itu turun lebat sekali, hingga tak ada satupun jama’ah yang memberanikan diri untuk menerobos keluar. Mata mereka hanya menatap butiran air yang jatuh. Berharap hujan reda sebentar agar mereka bisa pulang. Sholat maghrib baru saja usai dilaksanakan dua puluh menit lalu. Ada enam lelaki tua dan seorang pemuda, serta tiga orang perempuan tua. Sejak beberapa tahun terakhir hanya wajah- wajah itu saja yang biasa menghiasi sholat berjama’ah di masjid kecil itu.

Di ujung jalan setapak yang basah diantara tampias air hujan, seorang lelaki berjalan mengenakan payung di tangan kanannya, ada satu payung lagi yang ia pegang di tangan kirinya. Ia berjalan pelan sambil menyingkapkan celananya seukuran betis agar tak basah. Langkah kakinya pelan mendekati pintu masjid. Ia menyerahkan payung terkembang itu kepada seorang pemuda jama’ah di dalam masjid itu kemudian ia membuka payung yang satunya lagi. Mereka pulang bersama mengenakan payung berbeda.

***

Itu adalah pertama kalinya kakak saya menjemput adiknya yang terkurung oleh hujan di masjid selepas sholat maghrib. Hujan rintik- rintik saat adzan membuat saya enggan membawa payung dan membiarkan rintik- rintik itu menerpa wajah. Tak hanya sekali, kakak saya pernah beberapa kali melakukan hal yang sama demi adiknya. Ini adalah momen yang teramat spesial. Ia rela menjemput dan membawakan payung tanpa sedikitpun kuminta.

Begitulah, sikap sayang seorang kakak terhadap adiknya tak mesti harus diucapkan dengan kata- kata, kasih sayang justru menggema ketika ia diletakkan dalam perbuatan.

“Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.”

-Imam Syafi’i

*Hati Yang Riang Dan Tulus

Anakku,

Jika kalian suka dengan alam sekitar, menatap butir embun setiap pagi, kabut mengambang, pun bahagia melihat senja jingga, berlarian di atas padang rumput, menatap lautan dan pegunungan, maka tak pelak lagi, jadilah petani. Sebenar-benarnya petani. Alam akan memeluk kalian dengan bahagia.

Jika kalian pemberani, tiada takut dengan siapapun kecuali Allah. Senantiasa berdiri tegak di atas prinsip, keyakinan, dan kejujuran maka amboi, jadilah hakim, Nak. Sebenar-benarnya hakim. Keberanian kalian akan mengaum bagai harimau di padang luas. Yang lemah akan mencintai kalian; yang berkuasa pun akan bertekuk lutut.

Jika kalian adalah penyabar dan penyantun. Selalu tersentuh dengan kekurangan orang lain. Memiliki hati yang bagai kapas, ringan sekali hinggap membantu orang lain, maka aduhai, jadilah seorang dokter, Nak. Sebenar-benarnya dokter. Profesi ini akan mendekap kalian dengan hangat. Tak terbayangkan akan menjadi dokter seperti apa kalian.

Jika kalian jenius, pintar sekali dengan matematika, fisika, kimia, apapun itu. Menghabiskan waktu dengan buku-buku, begitu semangat mencari ilmu baru, maka Nak, jadilah seorang penemu. Kalian akan menemukan hal-hal menakjubkan bagi hidup ini. Pengetahuan bagi kalian seperti taman bermain yang mengasyikkan. Setiap hari adalah penemuan.
Jika kalian pintar menghibur dan menemani. Menghibur si lara hati, menemani si sendiri. Pun menghadirkan terompet semangat, inspirasi dan kebanggaan. Menyalakan lampu saat gelap, memberikan petunjuk saat gulita. Alamak, kita punya profesi paling pas-nya, jadilah seorang penulis. Titipkan tulisan-tulisan terbaik di hati orang lain. Tidak perlu kalian dikenal, tapi tulisan kalian selalu menghibur dan menemani.

Anakku, yang terakhir,

Jika kalian suka sekali berbagi. Meski sedikit dan sempit tetap berbagi. Walau susah dan payah tetap berbagi. Aduhai, tak pelak lagi, jadilah seorang guru. Di tangan kalian, profesi guru akan menjelma begitu mencengangkan. Murid-murid akan mencintai kalian, dan sungguh kalian akan mencintai murid-murid. Berbisik alam semesta mengingat bakti kalian.
Ada begitu banyak pilihan profesi yang bisa kalian jalani. Temukanlah yang terbaiknya. Berbahagialah.
Hakikat hidup ini hanya milik hati-hati yang riang dan tulus.

Sumber: Darwis Tere Liye

Tampilan Baru kokilistrik(dot)com

SETELAH browsing sana- sini, akhirnya dapat juga tema yang pas buat kokilistrik. Kali ini pake tema yang super-minimalis, responsif, terlihat tetap elegan dan sederhana meski dibuka dari handphone atau tablet. Tampilan yang menurut saya benar- benar pas dan nyaman untuk membaca dengan desain tata huruf yang minimalis.

Tampilan baru ini sengaja diubah untuk menyambut 2 tahun blog ini didirikan, pada tanggal 16 April mendatang. Terima kasih kepada pengunjung setia kokilistrik(dot)com. :)

Tetap semangat menulis yaa!

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: