"A man behind the lights". Agus Setiawan
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S Ar-Rahman: 13) Saya mendatangi seorang guru yang bijak. Tapi guru ini rumit sekali, ilmu yang dibagikan olehnya selalu tidak langsung, penuh teka-teki dan perumpamaan. Padahal saya datang hanya untuk sebuah pertanyaan. Saya bilang, “Guru, bagaimana agar saya merasa cukup?” Saya mengeluh dalam hati, ini akan jadi…
Dibalik daun jendela gadis kecil ingin keluar melihat alam menantang badai Namun Ibu tak mengijinkan sebab hujan segera datang gadis kecil menangis ingin sekali bermain hujan Ayah juga bilang tak boleh keluar nanti badan meriang gadis kecil tetap menangis “sekali ini saja bermain hujan”, ucapnya Gerimis menjelma hujan serupa tangis yang lindap di bola matanya…
“Berjumpa denganmu bagaikan menatap langit biru di musim hujan”.
Buku kedua saya: Wasiat Segelas Pasir, rilis Januari 2014 di nulisbuku
“Setetes keringat yang keluar saat bekerja jauh lebih berharga daripada airmata yang jatuh saat berkeluh- kesah”. SEPULUH bulan lalu ketika terakhir kali saya berkunjung ke kota Palembang, dalam perjalanan dari kota Palembang ke kota Prabumulih saya menyaksikan seorang lelaki tua berkumis tebal, berseragam coklat, berkulit hitam, berdiri di tengah jalan, sibuk mengatur lalu lintas. Ini…
“Rasa sakit itu hanya sementara”, begitu kata Ibuku Maka atas nama kesabaran Hari ini, kuberanikan diri untuk pergi ke Dokter Gigi Gigi-gigiku berteriak panik sebab kali ini gilirannya berduka Pada rahang ini tersimpan banyak ngilu dan nyeri yang menahun Aku benar-benar geram, tak kenal kasihan pada dua buah gigi yang berlubang Sudah cukup! Tak akan…
PAGI INI, naskah kedua novel saya Dwilogi Novel Sang Koki Listrik: Wasiat Segelas Pasir sudah selesai. Lega sekali rasanya meski di dalam hati sedikit deg-degan untuk menunggu hingga publish. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Penyayang yang telah memberi saya ide untuk menuliskan cerita ini. Mudah-mudahan novel kedua ini akan membawa banyak manfaat dan membuat…