"A man behind the lights". Agus Setiawan
MASIH ingat kapan terakhir kali kita mengunjungi rumah tetangga kita? Kapan terakhir kali kita berjalan kaki di depan rumah, melemparkan tegur-sapa kepada orang yang melintas? Atau masih ingat kapan terakhir kali kita melakukan perjalanan, entah itu jalan-jalan, liburan atau sekedar mengunjungi desa sebelah? Rasa-rasanya kita terlalu sibuk untuk melakukan hal yang saya sebutkan diatas, terutama…
Menunggumu adalah menghitung tetes- tetes hujan di bulan Desember yang menjelma rintih gerimis bahkan badai Mencintaimu bagiku adalah saling berkirim kabar dan berita yang tetap saja kurang meski ditulis dengan ribuan kata dan udara barangkali bosan mendengar kalimat tanyaku “Apa kabar kau disana?” Mestinya sebelum perpisahan itu kau tersenyum lebih lama lagi sambil melambaikan tangan…
Ada sebuah kisah yang patutnya kau baca dan kau rasa tanpa ilusi atau fiksi benar- benar pernah terjadi dan sedang terjadi disana Kisah tentang rumah yang lampunya rusak kisah tentang buku- buku yang tak terbaca kisah tentang ruang kelas yang sepi tanpa satupun yang mengunjungi kisah tentang taman bermain yang diam kisah tentang boneka terbakar…
Dulu, ada seorang gadis yang dilahirkan dari keluarga sederhana. Mila, namanya. Ayahnya penjual nasi goreng di pasar sedangkan ibunya ikut bekerja membantu ayahnya. Saat masih kecil, tak ada keanehan sedikitpun pada Mila. Ia belajar merangkak, berjalan, menangis, tertawa, berbicara seperti bayi pada umumnya. Mila adalah semangat hidup orang tuanya, meski harus pergi pagi pulang petang,…
TUJUH hari setelah kepergian James, suasana di rumah benar- benar sepi. Tak ada lagi lari- lari kucing, bola mainannya pun tak lagi ada yang memainkan atau yang sering menghabiskan tulang ikan sisa makan. Namun pada sore harinya, bapak membawa sebuah kotak yang berisi seekor makhluk kecil. Kucing jantan berwarna kuning yang pemalu. Di hari pertama…
BERMULA pada blogwalking yang sering saya lakukan hingga membawa browser saya pada halaman blog Januari Jerami. Saya tersesat disana. Pemiliknya bernama Asmi Norma Wijaya. Setelah hampir menunggu dua minggu, maka pada tiga hari yang lalu, sebuah buku antologi sajak ‘Januari Jerami’ yang diadopsi dari blog miliknya tiba di rumah saya. Ada 74 puisi dalam buku…
Dan pada akhirnya kepergian akan bertemu dengan kepulangan sebuah bus yang mengantarku pulang melaju dan mewaktu kantuk diracau oleh lagu- lagu pilu, mungkin juga kesedihan atau kerinduan aku tak tahu Bus tetap melaju menasbihkan tiap marka di atas aspal rasa bosan dan gelisah hendak cepat tiba di rumah gedung- gedung, tembok tinggi, pejalan kaki kepiting…