"A man behind the lights". Agus Setiawan
MENULIS sudah menjadi hobi yang saya sukai sejak lama. Puncak kepenulisan saya diraih ketika saya berhasil menyelesaikan dua novel dwilogi (Sang Koki Listrik, 2012 dan Wasiat Segelas Pasir, 2014). Setelah itu saya tetap terus menulis, entah itu sajak atau jurnal harian, bisa juga celoteh yang tidak begitu penting. Namun apa yang saya tulis bukanlah sembarang…
PERJALANAN satu mil dimulai dari langkah kaki yang pertama. Begitulah pepatah mengatakan. Semua hal yang besar dan mengagumkan yang saat kita lihat adalah dari kumpulan hal-hal kecil. Jika kita perhatikan sebuah mesin Turbin Uap, maka komponen kecil seperti: baut, mur, baling-baling, shaft hingga body adalah sekaligus komponen utama pada motor tersebut. Ya, kecil tapi jika…
AKU masih ingat kala itu, bapak menggenggam tanganku erat. Beliau menoleh ke kiri dan kanan menunggu kendaraan sepi. Lalu menuntunku ke seberang jalan ke depan gerbang Sekolah. Beliau tersenyum dan aku tersenyum. Itu puluhan tahun yang lampau saat mengenakan seragam merah putih.
“Hanya padaMu Tuhan, tempatku berteduh dari semua kepalsuan dunia..”
Orang bilang aksi kemarin huru hara penuh dengan makar.. Kami jawab Ust Arifin membuka panggung dengan menyebut Alloh Alloh Alloh.. Lanjut berzikir dan berdoa untuk negeri, berdoa untuk bangsa, berdoa untuk pemimpin, berdoa untuk umat, meminta ampun karena jutaan dosa.. Orang bilang istigosah kemarin tidak menjaga kedaulatan NKRI.. Memecah belah bangsa.. Kami jawab Ust HNW…
Jika Anda membaca bahwa hari ini masih ada golongan terpelajar yang menuduh jika gelombang besar ummat yang bergerak dan berkumpul ini ditunggangi, maka bertanyalah kepada Si Terpelajar itu: “Jadi, menurutmu hanya engkau sendiri yang bisa menjadi individu otonom?! Menurutmu, hanya engkau yang bisa bergerak dan bertindak dengan akal budimu sendiri?! Jadi, engkau mengira kami semua…
Memakai sorban putih di kepala, jubah putih, tampilan Pangeran Diponegoro lebih mirip seorang ulama mahsyur, dibanding seorang ‘pangeran’. Fisiknya biasa-biasa saja, hanya sepucuk keris di pinggang yang menampakkan dengan nyata, dia adalah panglima perang, seorang pangeran dengan wibawa tak terbilang. Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubawana III (itu cukup untuk membuatnya pantas dipanggil…