"A man behind the lights". Agus Setiawan
Cepat sekali, sekejap mata saja semua berlalu bak satu tarikan nafas menyisakan puing-puing tak bernyawa Lidah si jago merah menelan rumah Hangus merengus hampir merenggut nyawa Hilang sudah tempat peraduan dikala lelah menjadi abu berkalang tanah Tentang musibah siapa yang bisa menduga? dan kehilangan mungkin hanya sementara Tapi kawan, aku tak pernah kehilangan rumah sebab…
“If the night is a time to have rest. For you, I’m a day without night.” #ilovepowerplant
TIGA TAHUN lalu, saya selalu memandang penuh harap kala menatap sebuah pengukus raksasa yang hampir saya lalui setiap hendak pergi bekerja. Bangunan kokoh yang berdiri diatas pondasi baja, dililit penuh banyak pipa uap yang bertekanan tinggi. “Akankah saya bisa bekerja disana suatu hari nanti?”. Lalu seorang karyawan yang juga adalah Senior saya menjawabnya: “Karyawan dengan…
TAHUN LALU, tepat pukul 1 dinihari saya segera melepas lelah dengan membaringkan tubuh diatas kasur setelah menunaikan tugas 9 jam bekerja. Alarm sudah diatur agar berdering kencang pada pukul 3. Lalu terpejamlah mata saya, nyenyak sekali bahkan ketika alarm yang saya atur berdering kencang sekalipun saya masih menghiraukannya dengan menekan tombol snooze sebanyak 3 kali….
SETELAH tertidur hampir lebih 3 minggu, pengukus raksasa kami akhirnya menggeliat lagi. Air kembali mendidih, uap panas kembali memenuhi ruang, menggerakkan kincir-kincir turbin. Begitu pula dengan segenap sistim operasi yang ada, semua sudah pulih! Tepat hari ini pukul 6 pagi semua unit telah terhubung ke jaringan listrik. Kami menggunakan tower sementara untuk menghubungkan aliran listrik…
BAGI sebagian orang, mengendarai sepeda motor adalah solusi yang tepat untuk memangkas jarak, terhindar dari kemacetan dan merupakan kendaraan yang murah sekaligus menyenangkan. Begitu pula yang saya rasakan. Kurang lebih dua tahun saya selalu bepergian menggunakan motor, bila kau lihat odometer di motor saya, maka hingga hari ini saya sudah menempuh 22.775 km. WOW! Sebuah…
Setelah menempuh sebelas bulan perjalanan, ramadhan kembali menemui diri Ia berjalan menyusuri lorong waktu yang dilewatinya dulu sembari memandang rupa wajah di bumi Yang menanti sembari berharap tentang sebuah keridhaan Ilahi Kita adalah orang yang beruntung, kata mereka yang sudah terbaring dalam kubur Dalam hati bertanya, masihkah harus mengulangi hal sama? berkubang dengan kesalahan berbalut…