Sepotong Cerita Ketika Sahur

TAHUN LALU, tepat pukul 1 dinihari saya segera melepas lelah dengan membaringkan tubuh diatas kasur setelah menunaikan tugas 9 jam bekerja. Alarm sudah diatur agar berdering kencang pada pukul 3. Lalu terpejamlah mata saya, nyenyak sekali bahkan ketika alarm yang saya atur berdering kencang sekalipun saya masih menghiraukannya dengan menekan tombol snooze sebanyak 3 kali.

Pada dering ke-4 barulah mata bisa diajak untuk berkompromi. Tangan saya menenteng sebuah kotak makan sedangkan kaki saya melangkah menuju kantin. Disana sudah banyak rekan kerja yang telah lebih dulu tiba, mereka bahkan hampir menyelesaikan separuh santapannya. Saya berniat untuk makan di kamar saja, lalu saya meletakkan sajian sahur ke dalam kotak makanan. Tiba di kamar, saya tidak langsung menyantap sahur sebab waktu masih menunjukkan pukul 3:30. Saya masih menuruti rasa kantuk yang menggelayut di ruang mata dan memutuskan tidur sejenak lalu bangun pada pukul 4 untuk sahur.

Saya pikir saya hanya tertidur sekitar 20 menit. Namun waktu memang cepat sekali berputar, diluar dugaan saya sudah melewatkan semuanya. Saya terbangun oleh suara pesan yang masuk ke ponsel saya pukul 9 pagi. Waktu sahur habis sudah, bahkan subuh juga terlewatkan. Makanan yang saya ambil untuk sahur pun jadi sia-sia. Meski dalam hati masih berniat untuk menjalankan puasa tapi tak seharusnya saya melewatkan semua dan membuat makanan jadi sia-sia.

Dan sejak saat itu, saya tak ingin langsung tidur setelah pulang bekerja shift sore. Saya akan bertarung dengan rasa kantuk menunggu waktu sahur dan melaksanakan subuh diawal waktu. Setelah semua itu selesai, maka barulah saya beranjak tidur.

Nah, ini adalah sepotong cerita saya ketika sahur. Mana ceritamu? :)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: