Kumis dan Sedekah

JUM’AT adalah hari dimana saya rutin mencukur kumis dan merapikan janggut. Saya selalu nampak lebih muda 5 tahun setelah mencukur kumis (itu yang saya lihat di cermin sesaat selesai mencukur habis kumis dan saya tidak peduli dengan anggapan orang lain). Kumis milik saya ini terbilang unik. Kenapa? Sebab hanya lebat di bagian ujung bibir dan tipis di bagian bawah hidung. Mirip seperti kumis Mr. Tukul (Komedian sekaligus Presenter di TV). Dan saya selalu risih jika kumis saya mulai tumbuh.

Anehnya, kumis ini semakin dicukur maka semakin cepat tumbuh subur. Berbeda halnya dengan janggut di bagian pipi ataupun dekat leher. Meski saya sering mencukurnya berulang- ulang tetap saja tak pernah tumbuh. Padahal saya ingin sekali punya janggut di bagian tersebut, mungkin hal ini dipengaruhi juga oleh faktor keturunan. Iya juga sih, sebab di keluarga kami tak ada satu pun yang mempunyai janggut di bagian leher ataupun pipi.

Sampai disini pasti ada yang bertanya- tanya, “lalu apa kaitannya antara kumis dan sedekah?”

Kita semua tahu bahwa sedekah adalah memberikan sesuatu (bisa berupa uang, makanan atau bantuan lain) kepada fakir miskin atau orang yang berhak menerimanya. Sedekah juga berarti saling berbagi kepada orang- orang sekitar. Memberi/berbagi sama halnya dengan menanam benih kebaikan, kebaikan yang tebar hari ini akan kita tuai suatu hari nanti. Begitu banyak orang- orang yang hidupnya begitu berkecukupan hanya karena ia rajin bersedekah, seperti membagi makanan kepada tetangga, berbagi hasil panen dan sebagainya. Hidup mereka tak mewah namun memiliki semua yang tak orang lain miliki, kebahagiaan. Pengalaman spritual karena sering bersedekah adalah hal yang kini selalu saya yakini sebagai buah kebaikan yang ditanam di masa lalu. Percaya atau tidak, orang- orang yang suka bersedekah panjang umurnya, terhindar dari musibah.

Misalkan kita bersedekah kepada seseorang sebesar lima puluh ribu rupiah, zhahirnya (nyata) kita memberikan uang kepada orang tersebut namun hakikatnya kita sedang memberi kebaikan kepada kita sendiri. Memang bukan orang itu yang akan membalasnya, Tuhan yang akan memberikan nikmat yang tak disangka- sangka kepada kita secara langsung lewat jalan yang tak kita duga. Rezeki tak selalu harus berbentuk uang, badan yang sehat, pekerjaan, udara, makan/minum, keluarga, anak-istri, orangtua, terbebas dari hutang dan lain sebagainya adalah rezeki/nikmat yang Tuhan berikan kepada kita semua. Dan wajah ceria ataupun senyum kepada saudara/orang lain juga merupakan bentuk sedekah. Maka mari perbanyak sedekah, ikhlas dalam memberi atau berbagi tanpa mengharap apapun dan lihat sendiri keajaibannya.

Sedekah itu seperti kumis, makin sering dicukur makin tumbuh subur. Makin banyak sedekah makin banyak rezeki yang datang.

Demikian.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: