“If you were the light, then I am your electricity”. #ilovepowerplant
Cepat sekali, sekejap mata saja
semua berlalu bak satu tarikan nafas
menyisakan puing-puing tak bernyawa
Lidah si jago merah menelan rumah
Hangus merengus hampir merenggut nyawa
Hilang sudah tempat peraduan dikala lelah
menjadi abu berkalang tanah
Tentang musibah siapa yang bisa menduga?
dan kehilangan mungkin hanya sementara
Tapi kawan, aku tak pernah kehilangan rumah
sebab rumahku adalah mereka
senyum manis di wajah nan renta
Ibu dan ayah.
*Puisi ini saya tulis untuk sahabat saya, Iyas Oktalius yang baru saja tertimpa musibah kebakaran. Semoga dikuatkan hatinya.
TIGA TAHUN lalu, saya selalu memandang penuh harap kala menatap sebuah pengukus raksasa yang hampir saya lalui setiap hendak pergi bekerja. Bangunan kokoh yang berdiri diatas pondasi baja, dililit penuh banyak pipa uap yang bertekanan tinggi. “Akankah saya bisa bekerja disana suatu hari nanti?”. Lalu seorang karyawan yang juga adalah Senior saya menjawabnya: “Karyawan dengan tamatan SLTA tidak akan mungkin bisa bekerja Ruang Kendali Utama, tidak akan mungkin.” Jawaban itu seketika membuat jantung saya berdegup kencang. Seolah hendak mematahkan keinginan saya. Sejak hari itu saya masih menyimpan harapan agar bisa pindah ke bagian Ruang Kendali Utama meski hanya dalam hati.
Selama kurang lebih tiga tahun saya bergulat dengan peralatan di Unit Pembantu. Saya terus melakukan hal terbaik yang bisa saya usahakan, meski dihantam tekanan bertubi-tubi tak menjadikan saya patah arang, walau sesekali terbesit keinginan untuk mengakhiri, tapi saya ingat bahwa Petarung sejati tak akan menyerah. Masalah yang datang silih berganti, patah satu tumbuh sepuluh, tapi saya sadar bahwa kehadiran sebuah masalah membuat saya semakin tangguh dari hari ke hari. Berkat kerjasama tim yang solid dan keinginan untuk mendapat hal terbaik, menuntaskan operasi dengan sukses maka hadiah teristimewa dari Tuhan akhirnya datang sendiri pada saya.
Siang itu, ketika hendak menuju kantin. Supervisor saya melambaikan tangan hendak mengatakan sesuatu. Kalimat yang keluar dari mulutnya membuat saya seperti tak percaya akan sebuah harapan yang saya simpan menjadi kenyataan. “Agus, kau pindah bagian ke Unit Utama. Besok pagi mulai bekerja”. Sekali lagi Tuhan menjawab do’a hambanya. Terima kasih ya Allah.
Kini, saya berhasil mematahkan sebuah kenyataan yang Senior saya katakan tiga tahun lalu bahwa “karyawan dengan tamatan SLTA tidak akan mungkin bisa bekerja di Ruang Kendali Utama”. Kenyataan membungkam mulutnya, ia diam tak bergeming. Pengukus raksana, turbin, transformer serta chimney kini menjadi teman baru saya. Mereka tetap berdiri kokoh sama seperti tiga tahun yang lalu.
TAHUN LALU, tepat pukul 1 dinihari saya segera melepas lelah dengan membaringkan tubuh diatas kasur setelah menunaikan tugas 9 jam bekerja. Alarm sudah diatur agar berdering kencang pada pukul 3. Lalu terpejamlah mata saya, nyenyak sekali bahkan ketika alarm yang saya atur berdering kencang sekalipun saya masih menghiraukannya dengan menekan tombol snooze sebanyak 3 kali.
Pada dering ke-4 barulah mata bisa diajak untuk berkompromi. Tangan saya menenteng sebuah kotak makan sedangkan kaki saya melangkah menuju kantin. Disana sudah banyak rekan kerja yang telah lebih dulu tiba, mereka bahkan hampir menyelesaikan separuh santapannya. Saya berniat untuk makan di kamar saja, lalu saya meletakkan sajian sahur ke dalam kotak makanan. Tiba di kamar, saya tidak langsung menyantap sahur sebab waktu masih menunjukkan pukul 3:30. Saya masih menuruti rasa kantuk yang menggelayut di ruang mata dan memutuskan tidur sejenak lalu bangun pada pukul 4 untuk sahur.
Saya pikir saya hanya tertidur sekitar 20 menit. Namun waktu memang cepat sekali berputar, diluar dugaan saya sudah melewatkan semuanya. Saya terbangun oleh suara pesan yang masuk ke ponsel saya pukul 9 pagi. Waktu sahur habis sudah, bahkan subuh juga terlewatkan. Makanan yang saya ambil untuk sahur pun jadi sia-sia. Meski dalam hati masih berniat untuk menjalankan puasa tapi tak seharusnya saya melewatkan semua dan membuat makanan jadi sia-sia.
Dan sejak saat itu, saya tak ingin langsung tidur setelah pulang bekerja shift sore. Saya akan bertarung dengan rasa kantuk menunggu waktu sahur dan melaksanakan subuh diawal waktu. Setelah semua itu selesai, maka barulah saya beranjak tidur.
Nah, ini adalah sepotong cerita saya ketika sahur. Mana ceritamu? :)
SETELAH tertidur hampir lebih 3 minggu, pengukus raksasa kami akhirnya menggeliat lagi. Air kembali mendidih, uap panas kembali memenuhi ruang, menggerakkan kincir-kincir turbin. Begitu pula dengan segenap sistim operasi yang ada, semua sudah pulih! Tepat hari ini pukul 6 pagi semua unit telah terhubung ke jaringan listrik.
Kami menggunakan tower sementara untuk menghubungkan aliran listrik ke jaringan sebab tower yang roboh pada kejadian lalu masih membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa beroperasi normal. Beban listrik yang dihasilkan pun tidak bisa dinaikkan hingga beban maksimum disebabkan kapasitas tower sementara yang terbatas.
Alhamdulillah syukur, semua berjalan lancar meski harus menahan capek dan penat di hati. Semua terlewati dengan baik. Segala keringat, debu, semoga menjadi pahala atas kerja keras dan kerjasama kami dalam pemulihan unit. PLTU kami bercahaya kembali, gelap hilang sudah ketika lampu menyala, air kembali mengalir ke asrama. Saya senang sekali, akhirnya saya bisa mencuci pakaian seperti biasa.. :D
Dengan semangat dan keyakinan serta usaha yang baik semoga semua keadaan menjadi lebih indah di masa depan. Semoga, semoga. Aamiin.
BAGI sebagian orang, mengendarai sepeda motor adalah solusi yang tepat untuk memangkas jarak, terhindar dari kemacetan dan merupakan kendaraan yang murah sekaligus menyenangkan. Begitu pula yang saya rasakan. Kurang lebih dua tahun saya selalu bepergian menggunakan motor, bila kau lihat odometer di motor saya, maka hingga hari ini saya sudah menempuh 22.775 km. WOW! Sebuah angka yang tidak sedikit bagi seorang pengendara motor.
Melakukan perjalanan dengan motor haruslah dilengkapi alat pengaman, apalagi jika jarak yang ditempuh cukup jauh. Maka, persiapan yang matang dan perlengkapan keamaan sangatlah PENTING. Kali ini, saya akan berbagi tips berkendara motor jarak jauh. Langsung saja:
1. Pastikan Kondisi Motor Normal
Periksa semua alat pengaman pada motor bekerja dengan baik, seperti: rem, kekencangan ban, lampu sign, lampu utama, klakson, kondisi mesin normal. Hal ini sangat berpengaruh pada kestabilan mesin saat berkendara.
2. Kondisi Badan Prima
Selalu berkendaralah dengan tubuh yang sehat dan prima. Mengendarai sepeda motor membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Istirahatlah terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengendarai motor, jangan memaksakan diri untuk berkendara jika mengantuk atau kondisi tubuh yang tidak sehat. Hal ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan saaat berkendara.
3. Bekal Yang Cukup
Bawalah bekal selama perjalanan, seperti: air minum, vitamin. Istirahatlah sejenak bila merasa lelah untuk sekedar minum atau menggerakkan bagian tubuh yang pegal. Bawa tool kit sebagai persiapan jika suatu saat mesin motor mengalami masalah. Terakhir bawalah jas hujan, sebab kita tak tahu kapan hujan akan turun. Kadang hujan hanya turun di beberapa titik kota yang kita lewati, dengan jas hujan kita tidak akan kebasahan.
4. Surat Menyurat
Siapkan surat menyurat kendaraan motor seperti: SIM (Surat Ijin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), KTP, dan sebagainya. Dengan menunjukkan surat-surat tersebut kita memiliki bukti hukum yang kuat apabila suatu saat kita melewati tempat yang di-razia oleh petugas.
5. Gunakan Alat Keselamatan
Lindungi kepala dengan helm fullface atau bisa juga menggunakan jenis helm yang memiliki double visor (untuk perjalanan siang dan malam), gunakan sarung tangan, jaket dan sepatu. Akan lebih baik lagi jika ditambah dengan Body Armor/Protector untuk melindungi bagian tubuh.
6. Rute Jalan
Ini yang paling penting, sebelum memulai perjalanan kita harus mengetahui rute jalan yang akan dituju, kondisi jalan, dan tempat-tempat penting seperti: pom bensin, bengkel, rumah makan, pos polisi dan sebagainya. Hal ini akan menjadikan perjalanan kita efektif dan efisien.
7. Waspada Hewan Ternak
Tercatat sudah banyak kasus kecelakaan terjadi disebabkan oleh hewan ternak yang berkeliaran di jalan raya. Selalu waspada ketika melihat hewan ternak seperti: ayam, kambing atau sapi yang hendak melintas di jalan raya. Hewan ternak memiliki insting yang sangat kuat, kita tak pernah tahu apa yang akan mereka lakukan, kadang ia akan berhenti tiba-tiba atau bahkan melintas secepat mungkin. Mengurangi kecepatan saat mengetahui ada hewan ternak di jalan raya adalah langkah efektif untuk terhindar dari kecelakaan.
8. Taati Peraturan Lalu Lintas
Dengan menaati peraturan lalu lintas itu artinya kita telah menjaga diri dan orang lain terhindar dari kecelakaan. Gunakan lampu sign ketika hendak berbelok arah, berhenti di lampu merah, mematuhi rambu lalu lintas, mengambil lajur kanan ketika hendak memotong kendaraan, memberi sinyal ‘lampu tembak’ atau membunyikan klakson.
9. Berdo’a
Ini point yang paling penting, berdo’a. Awali dan akhiri semua kegiatan dengan berdo’a dengan begitu semoga Tuhan selalu menjaga diri kita selama perjalanan, menjauhkan dari mara-bahaya, terhindar dari kecelakaan. :)
Nah, itu saja yang hendak saya bagikan kali ini, selalu berhati-hati saat berkendara. Semoga selamat sampai tujuan. :)