Catatan Awal Juni

SAYA terbangun tepat setelah matahari naik sepenggalan. Saya sempat terbangun pula pada pukul 5 pagi dan beranjak mencuci muka, membasuh kedua tangan hendak sujud di pagi yang ramah. Setelah itu saya memutuskan untuk melanjutkan tidur yang tertunda. Tampaknya kantuk masih saja bersemayam di ruang mata.

Awal juni sudah menghampiri diri. Saya menarik nafas pelan seraya berkata, “waktu alangkah cepat berputar, ia tak pernah menunggu meski sebentar“. Lalu secangkir kopi kuseduh, mataku menatap keluar jendela yang silau oleh sinar matahari.

Pada awal juni yang sendiri saya mengingatkan diri tentang beberapa hal yang harus segera saya lakukan dalam bulan ini, seperti: meneruskan naskah novel kedua dwilogi Sang Koki Listrik, mempelajari sistim kendali utama Pembangkit Listrik dan regulasi operasi, sistim gambar serta meneruskan novel yang baru saja dibaca setengah.

Lalu pada juni, jika saya boleh bertanya: “apa yang hendak kau lakukan?”

-Regards AGUS SETIAWAN.

Belajar Menyetir

Tak ingin rasanya melewatkan hari-hari begitu saja, berlalu tanpa cerita tanpa makna. Menghabiskan 1/3 waktu setiap hari untuk bekerja rasa-rasanya membuat tenaga dan pikiran terkuras tanpa sisa. Maka dari itu mulai minggu ini saya memutuskan untuk mempelajari hal baru, menyetir!

Dua hari yang lalu ketika libur shift kebetulan saya tidak memutuskan untuk pulang ke rumah sebab cuaca yang tak bersahabat. Jadi, saya meminta bantuan teman saya, Irfan. Dia berbaik hati meluangkan waktu untuk mengajari saya menyetir mobil. Mewah sekali rasanya kala pertama kali duduk di bangku setir, memegang kendali, mengganti gigi dengan tangan kiri. Mungkin hal ini agak berlebihan bagi kalian, harap maklum saja ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya! :D

Menyalakan mesin, menginjak kopling, memasukkan gigi, melepas rem tangan lalu perlahan mengulur kopling sembari menekan gas dengan seimbang. Sementara mata menatap ke depan, memperhatikan laju mobil untuk lurus, mengatur laju mobil dengan seimbang. Ketika menemui jalan yang menikung maka saya harus lebih cekatan untuk memutar setir dengan seimbang, menyelaraskan putaran, kecepatan dan sedikit feeling. Was-was dan deg-degan itu pasti ada, tapi saya tetap memberanikan diri untuk menyetir.

Pada beberapa kondisi kadang saya belum paham benar untuk mengatur kopling dan rem. Belum terbiasa mungkin itu jawabannya. Harus giat berlatih lagi. Pekan ini saya masih fokus untuk latihan maju-mundur, pergantian kopling, rem dan setir. Itu saja, nanti bila sudah terbiasa mungkin akan dilanjutkan dengan materi lain.

Saya belum punya mobil tapi itu bukan berarti saya tidak punya kesempatan untuk belajar menyetir. Itulah untungnya punya banyak teman yang sudah punya mobil, ketika ada waktu luang mereka dengan berbaik hati mengajari saya. Mempelajari hal yang baru selalu menyenangkan! :)

-Regards AGUS SETIAWAN.

Aku

Aku ingin menjadi siang, melenyapkan segala kegelapan, menghangatkan setiap jengkal tanah di permukaan. Aku ingin meniup semua debu jalanan, menghapus kegersangan dan kotoran.

Aku ingin melangkah, menapaki hari-hari dan menemukan ribuan pengalaman lalu terjun ke dasar samudera yang dalamnya tak terkira.

Aku mendamba kehidupan yang menggerakkan satu sama lain seperti uap panas yang terbentuk dari pembakaran; terpanggang, memerah, terbakar, menguap, lalu menyebar ke penjuru arah, menggerakkan setiap inchi roda gigi kehidupan.

Aku ingin bertualang, pergi ke tempat yang belum kusinggahi, bertemu orang asing, memandang mentari dari setiap sudut bumi. Aku ingin memanjat tebingan masalah, menaklukkannya dan kubawa pulang ke rumah sebagai cerita. Aku ingin berlari diatas kesedihan, melepaskan segala duka lara.

Aku ingin berteriak sekuatnya, mengeluarkan kata yang tertimbun dalam lubang perasaan.

Aku ingin terbang, meluncur bak roket perang, melanglang buana diatas awan, memandang setiap jengkal kota bersama langit biru. Aku ingin menjadi cahaya dalam gelap, penghapus segala ketakutan dan menjadi dalang bagi kisahku sendiri. Aku ingin hidup! Aku ingin hidup lebih lama lagi!

-Regards AGUS SETIAWAN.

Mari Tersenyum

Tersenyum adalah hal yang paling mudah kita lakukan, tersenyum disaat bahagia, senang ataupun duka. Senyum adalah ibadah. Senyum adalah hal yang menguatkan kita. Senyum dapat membuat orang lain bahagia karenanya. Dan senyum itu mudah sekali untuk dilakukan. Cukup tarik bagian pipi ke atas lalu naikkan bibir, ya kau sudah melakukannya. Senyum. :)

Kesulitan yang kita hadapi, persoalan dan masalah yang datang tak kunjung henti terkadang membuat sebagian kita lupa untuk tersenyum pada diri sendiri. Tersenyumlah, bahkan pada saat dunia tak tersenyum padamu, setidaknya kau masih bisa melihat seseorang yang tersenyum di cermin.

Apa susahnya untuk tersenyum? Tersenyumlah dan berbahagialah.

Duhai, janganlah bersedih hati untuk hal-hal sepele, galau karena hal-hal kecil, resah, banyak pikiran. Ayolah, tetap berpikiran positif. Karena kalaupun kita merasa kita ini tidak penting, tidak diingat orang lagi, tidak diperhatikan, sesungguhnya kita selalu penting dan adalah semesta kehidupan bagi orang tua kita, bagi kakak-adik kita, bagi teman-teman terbaik kita.

Nah, ayo tersenyum, :)

-Regards AGUS SETIAWAN.

Kematian Diambang Pintu

Pada hening malam

bintang tak tampak dan bulan pun enggan muncul

Aku terlelap dalam indah mimpi

Seseorang yang tak kukenal datang menghampiri

Dia mengajakku pergi

Namun kantukku masih tinggi

Kukatakan padanya, “Tunggu sebentar lagi”

Dia tak bergeming, masih berdiri kaku menunggu di balik pintu

“Bergegas pergi, Tuanku sudah menunggu!” Ucapnya.

Lalu kutinggalkan orangtuaku, keluargaku, sahabatku

Kau, dia dan semuanya

Lalu aku melihat gugusan bintang di langit

Bulan pun menampakkan diri, tersenyum padaku

Sementara tanah menelan ragaku, jiwaku melayang jauh

 

-Regards AGUS SETIAWAN.

Cinta dan Rindu

Jika engkau bertanya padaku tentang cinta

Maka tataplah kedua bola mata ibumu

Jika engkau bertanya padaku tentang rindu

Sesungguhnya dia adalah perjalanan yang belum menemukan titik temu.

 

-Regards AGUS SETIAWAN.

Mereka Yang ‘Keras Kepala’

Ini adalah kisah tentang orang-orang keras kepala. Tahukah kau siapakah mereka? Mereka yang keras kepala adalah mereka yang berkendara tanpa pengaman kepala. Mereka yang keras kepala adalah mereka yang mengetik SMS sambil berkendara.

Mereka yang keras kepala adalah yang menganggap nasihat sebagai lelucon belaka. Tidakkah mereka sadar bahwa di simpang jalan mengintai bahaya? Tidakkah mereka tahu bahwa kerasnya aspal tak sebanding dengan kerasnya kepala mereka? Atau mungkin mereka pikir mereka punya sembilan nyawa? Bila nyawa hilang, masih ada gantinya?

Hari ini mereka tertawa karena bisa menyalip kendaraan dengan cepatnya tanpa memperdulikan keselamatan bersama. Hari ini mereka tertawa karena bisa menerobos lampu merah dengan mudahnya. Hari ini dengan congkaknya mereka berkata: “Akulah raja jalanan!”

Tapi bila waktu sudah tiba, kepala bersimbah darah, tulang tangan sudah patah, meregang nyawa dan tak sanggup berkata. Tawa mereka hilang berganti duka. Inilah kisah orang-orang keras kepala yang menganggap nasihat hanyalah lelucon belaka.

Jangankan untuk menyayangi sesama, nyawa sendiri saja dianggap tak berharga. Lalu pertanyaannnya, masihkah kau sayang pada raga? pada keluarga? teman sebaya? Maka berjanjilah untuk selalu berhati-hati saat berkendara. Sebab maut tak kita ketahui kapan datangnya.

-Regards AGUS SETIAWAN.

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: