Perhatian Pra-Persalinan

APRIL punya cerita sendiri bagi saya. Bulan spesial dimana saya akhirnya menikah dengan Iin pada April tahun lalu. Dengan karunia-Nya lah saya bisa kembali bertemu dengan bulan April. Menjelang satu tahun pernikahan kami (pada 25 April nanti), Iin hampir memasuki ujung trimester ketiga kehamilannya, ini berarti waktu persalinan sebentar lagi tiba. Melalui catatan ini saya mohon doa kepada para pembaca dan pengunjung setia kokilistrik(dot)com agar dimudahkan saat persalinan nanti, diberi kesehatan dan keselamatan bagi ibu dan anaknya. Aamiin.

Menjelang persalinan Iin, saya banyak bertanya dan belajar kepada anggota keluarga ataupun teman tentang hal apa saja yang mesti dipersiapkan menjelang, saat dan setelah persalinan. Tidak hanya itu buku tentang pengasuhan anak, parenting, tulisan di blog, saya baca dan pelajari. Sebab saya paham bahwa untuk mendidik seorang anak, maka anak pertama yang harus dididik adalah diri sendiri.

Disamping itu dukungan dari orangtua dan mertua sangat membantu dalam tahap persiapan ini. Bicara tentang persiapan maka pada tulisan yang tidak singkat ini saya akan membagi sedikit tips tentang persiapan suami menjelang persalinan istri.

1. Perlengkapan Ibu dan Bayi
Kami membeli perlengkapan bayi, seperti: gurita, cawat, kelambu, bantal, kasur, baju panjang tangan panjang, pendek, kutung, perlak, kain bedong, gendongan, sarung tangan, kaos kaki, dot, sikat dot, sepaket alat mandi bayi, perlengkapan minyak dan bedak. Untuk barang yang ini tidak perlu banyak- banyak. Beli secukupnya dulu, untuk cawat dan gurita masing-masing 1 lusin. Jika kurang nanti beli lagi. Hal ini untuk meminimalisir kesia-siaan. Sebab bayi akan tumbuh dan pakaiannya mesti terus disesuaikan. Dan tidak lupa juga untuk sang ibu, semacam: kain, perlak, pembalut nifas, baju dengan kancing depan, daster, minyak kayu putih, handuk mandi, handuk kecil, perlak, pakaian dalam. Selain itu juga kami membeli 2 buah box plastik yang nanti akan digunakan sebagai perlengkapan bayi. Box pertama ditaruh di rumah, jadi semua perlengkapan bayi tidak akan tercecer serta memudahkan kami untuk mengambil atau mencari barang perlengkapannya. Box yang kedua, ukurannya agak sedkit lebih kecil dibanding dengan box pertama. Box kedua ini isinya sama, yakni perlengkapan bayi dan ibu. Tapi box ini akan dibawa ke Rumah Sakit saat hari H nanti. Ini saya lakukan agar menghemat waktu. Jadi, ketika istri saya sudah menunjukkan gejala (tanda melahirkan) saya akan antar istri ke Rumah Sakit bersama dengan barang yang ada dalam box kecil.

2. Dokumen
Ini penting sekali!
Salah seorang teman Iin pernah bercerita padanya, ketika temannya hendak melahirkan, petugas RS menanyakan buku nikah mereka. Dalam keadaan genting seperti itu, siapa pula yang akan membawa buku nikah? Mereka hanya membawa KTP saja, tapi rupanya pihak RS tetap meminta buku nikah tersebut. Jadi, karena temannya memiliki saudara yang juga bekerja di RS tersebut, akhirnya masalah tersebut dimaklumi. Sebagai persiapan saya sudah menyiapkan semua dokumen pendukung untuk persalinan nanti. KTP suami istri beserta fotokopi, buku nikah beserta fotokopi, pas foto berwarna berbagai ukuran, kartu BPJS beserta fotokopi, kartu keluarga beserta fotokopi, semua berkas tersebut saya masukkan ke dalam satu folder. Folder tersebut saya letakkan ke dalam box kecil yang nantinya akan saya bawa ke RS saat hari H nanti. Memang belum tentu semua dokumen tersebut akan diminta, hanya sekadar persiapan. Ohya, ini penting. Bawa juga buku hasil pemeriksaan selama kehamilan!

3. Tentukan Tempat Persalinan
Kami sangat menginginkan agar persalinan dapat berjalan normal dan lancar. Namun kita tidak tahu apa yang terjadi nanti, maka dari itu saya memilih persalinan di Rumah Sakit demi menjaga keselamatan ibu dan anak. Di Rumah Sakit telah tersedia alat yang cukup lengkap. Sebetulnya ini tidak perlu, sebab ada juga orang yang melahirkan di rumah sendiri, di tempat Bidan. Boleh-boleh saja. Hal ini saya lakukan semata-mata sebagai langkah pencegahan jika terjadi hal yang tak diinginkan, Rumah Sakit sudah memiliki peralatan yang cukup.

4. Siapkan Dana Lebih
Meski biaya persalinan ditanggung oleh Perusahaan bagi mereka yang bekerja sebagai karyawan, atau hanya ditanggung sebagian saja, atau ditanggung sebagian kecil. Kita tetap saja mesti menyiapkan dana lebih. Hal ini dilakukan sebab tidak semua perusahaan segera meng-cover pengeluaran saat itu juga. Sebagian Perusahaan kadang mewajibkan karyawannya untuk memakai uang sendiri terlebih dahulu dan akan diganti beberapa waktu kemudian. Kita semua berharap agar persalinan normal dan lancar, namun jika takdir berkata lain maka operasi caesar adalah solusinya. Kita semua tahu bahwa biaya operasi caesar tidaklah murah. Jadi, dana yang kita siapkan mampu untuk meng-cover apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

5. Hadirkan Anggota Keluarga yang Bisa Mendampingi Istri Jika Suami Sedang Bekerja
Saat ini kedua orangtua Iin sedang melaksanakan ibadah di tanah suci. Sementara itu saya bekerja di luar kota setiap hari. Tidak ada anggota keluarga yang bisa setiap saat menemani jika tiba-tiba Iin akan melahirkan. Jadi untuk sementara waktu ini kami menginap di rumah Paman kami. Dimana ada bibi, sepupu dan anggota lain yang bisa membantu sewaktu-waktu Iin akan melahirkan. Kehadiran suami untuk mendampingi istri saat persalinan sangat penting, tapi itu tidak cukup membantu. Apalagi saya yang bekerja di luar kota.

6. Perbanyak Doa dan Ibadah
Berdoalah kepada Tuhan, agar semua hal yang kita rencanakan dan kita inginkan dikabulkanNya. Perbanyak ibadah, perbanyak daripada biasanya. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kesehatan dan keselamatan bagi ibu dan bayi saat persalinan nanti. Aamiin.

Nah, itu saja yang hendak saya bagikan. Mudah-mudahan bermanfaat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: